(Njenengan tulis saja ya, Bu. Meski dobel tapi nanti pihak pusat tahu kalau satu nomor buat lebih dari dua siswa. Makanya itu didata, status kepemilikan nomor milik siapa.)
Perlu juga dipahami semua bahwa hak kuota internet itu adalah milik siswa. Jadi yang dihitung memang persiswanya. Bukan atas nama orangtua atau wali siswa. Artinya meskipun satu nomor karena dipergunakan untuk beberapa siswa, ya harusnya memang mendapatkan kuota internet sesuai jumlah siswa yang menggunakannya.
Saya pun memiliki dua anak, ketika pihak sekolah meminta data tentang status kepemilikan nomor kontak ya saya tulis saja. Perkara nanti bagaimana hasilnya ya dilihat saja.
Yang jelas jika nanti kuota internet sudah diberikan, harapannya agar dipergunakan sebagaimana mestinya. Perlu pantauan agar kuota internet bisa cukup.
Jangan sampai kuota internet malah dipergunakan untuk keperluan lain yang tak ada hubungannya dengan pembelajaran. Nah jika ternyata kuota internet gratis tidak cukup karena untuk keperluan selain pembelajaran maka orangtualah yang harus bertanggungjawab untuk membelikan sendiri.
Semoga subsidi kuota internet bisa membantu pembelajaran selama masih daring. Meski di sana-sini masih bermasalah dengan jaringan internet yang sulit dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H