Sakit. Saya kira tak ada satupun manusia di dunia ini yang mau sakit jika ditawari. Manusia pasti ingin sehat dan segar selalu. Namun, tanpa tawaran sakit menghampiri juga. Ya meski semua berawal dari gaya hidup yang buruk, baik pola makan dan pola tidur yang tidak teratur.
Nggliyeng ketika mau berdiri bagi saya sudah biasa karena memang tensi saya cenderung rendah. Anemia sering saya alami. Jadi saya tidak ambil pusing, asalkan makan dan istirahat pasti juga enakan.
Saking tak ambil pusing, dari hari ke hari tubuh saya memberikan sinyal bahwa tubuh sedang drop. Berawal dari nggliyeng yang parah dan kaki tangan dingin, akhirnya saya menyiapkan aneka menu yang bisa menghajar anemia.
Sari kurma plus jambu biji, penambah darah, daun kelor rajin saya konsumsi. Meski begitu, semakin hari tubuh saya semakin parah.
Keluhan menjadi lebih banyak. Napas terasa sesak, tidak lega. Kondisi ini semakin menjadi. Sudah tentu keluhan ini menjadikan pikiran werna-werna. Puncaknya hari Kamis malam, nyaris semalam saya tak bisa memejamkan mata. Ngerti dawane wengi.
Malam itu saya merasa sesak dan tubuh dingin. Sebelumnya yang saya rasakan pada tangan dan kaki saja yang dingin. Saya mencoba tenang dan memejamkan mata. Tiba-tiba dada terasa panas, sesak napas dan jantung terasa cepat detaknya.
Padahal menjelang Isya saya sempat memberikan pertolongan dengan menguapi hidung dengan alat bantu pernapasan serta salbutamol sulphate. Kebetulan saya memang mempunyai alat bantu pernapasan dan setok untuk jaga-jaga kalau ada yang batuk dan menyebabkan sesak, maka tinggal ambil saja.
Astaghfirullah. Di saat dada panas mengalami beberapa gejala tadi, saya yang semula berpikir kalau hanya anemia, akhirnya berpikir macam-macam. Apalagi kalau bukan terpapar virus Corona.Â
Sampai Jumat siang sesak napas, jantung terasa cepat detaknya saat melakukan semua aktivitas ringan masih saya alami. Rasanya tidak nyaman dan khawatir kalau kejadian semalam akan saya alami lagi nanti malam.
Dalam hati saya berkata, kenapa harus sesak napas saat wabah Corona semakin menjadi? Akhirnya saya menghubungi suami yang masih kerja.
"Mas, nanti antar periksa ya," chat saya ke suami.