Namun saya amati dari sekian tugas, tidak seratus persen ditulis sendiri oleh siswa. Bagaimana saya tahu? Ada tugas sebelumnya yang ditulis oleh siswa. Tulisannya belum rapi, namun beberapa tugas berikutnya, tulisan yang dikirimkan melalui WA ternyata bukan tulisannya.
Batin saya bertanya, "Yang sekolah siapa, yang mengerjakan tugas siapa?"
Nah, jika kebetulan Anda memiliki anak usia sekolah ---terutama usia anak SD--- yang malas dan bosan mengerjakan tugasnya sendiri, Anda bisa memberikan motivasi setiap harinya. Bagaimanapun anak seusia mereka memang membutuhkan dorongan dari orang lain. Orangtualah yang harus banyak berperan.
Pertama, tanyakan pada putra-putrinya, "Apa tujuanmu sekolah? Ingin nilai baguskah? Ingin dapat ilmukah? Atau tujuan lainnya.
Jika anak tak mau menulis sendiri tugasnya, otomatis dia menyia-nyiakan waktunya. Dia akan mendapatkan nilai bagus tetapi bukan dari hasil usahanya. Yang didapatkan hanya angka di atas kertas, sementara ilmu tak didapatkan. Katakan pada anak bahwa dia sedang membohongi diri sendiri. Hal terpenting dalam belajar bukanlah nilai, akan tetapi kemauan dalam proses belajar.
Jika berbohong, maka dosa semakin banyak dan yang jelas tidak mendapat ilmu. Dia akan semakin tertinggal pelajarannya. Kelak dia akan rugi dan menyesal.
Namun ternyata jika anak ingin mendapatkan ilmu, maka terus motivasi anak untuk belajar, belajar dan belajar. Siapkan aneka bacaan atau ajak mengamati laboratorium alam terdekat---sawah, kebun, sungai dan sebagainya--- untuk menambah wawasannya.
Kedua, ajak anak melakukan aktivitas menyenangkan setelah mengerjakan tugas. Anak perlu merefresh otaknya. Aktivitas ini tidak harus dengan biaya mahal. Anak diajak main congklak, engklek, ganepo, bas-basan, main layang-layang atau permainan tradisional lainnya.
Perlu ditekankan bahwa dalam melakukan aktifitas tadi, jangan sampai lupa waktu. Usahakan anak untuk tetap bisa tidur siang agar tubuh tidak terforsir dan tidak mudah sakit.