Dunia anak adalah dunia bermain. Kalaupun belajar selalu ada unsur bermain agar mereka tidak pusing dengan ilmu dan mereka tidak merasa dijejali dengan banyak pengetahuan.
Dengan bermain mereka belajar dengan riang gembira. Di sekolah, guru harus kreatif dalam memberikan pembelajaran agar terasa menyenangkan tetapi konsep ilmu pengetahuan tetap sampai pada anak.
Pembelajaran seperti ini sudah akrab bagi guru maupun anak ketika di sekolah. Masa pandemi membuat guru harus lebih kreatif dalam menyiapkan materi. Meski dalam pelaksanaan, orangtua sebagai pendidik langsung bagi anak akan merasa pusing tujuh keliling.
Hal terpenting, selalu komunikasi antara guru, orangtua siswa dan siswa berjalan lancar. Ketiganya memiliki komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Meski hasil tak maksimal.
Ya mengingat kondisi pandemi, orangtua terkadang bekerja saat siswa harus BDR. Di saat temannya sudah melaporkan tugas harian, ada yang tertunda sampai malam hari.
Tugas guru tentunya semakin berat. Paling tidak, jam kerja tidak menentu. Jam 07.00 memberikan materi pelajaran. Tetapi sampai pukul 21.00 belum tentu semua siswa melaporkan tugasnya.
Ukuran pembelajaran menyenangkan saat pandemi tentu sangat berbeda. Guru tidak berhadapan langsung dengan siswa. Sementara orangtua gemes atau geregetan dengan anak yang sulit dikendalikan atau materi pelajaran yang sulit.
Di saat seperti ini akhirnya memunculkan keluhan para siswa. Diajari orangtua membuat anak stress dibandingkan diajari guru di sekolah. Meski guru di kelas terkadang juga lepas kontrol.
Nah tugas berat bagi orangtua dan guru saat ini adalah menciptakan kondisi pembelajaran daring atau BDR yang menyenangkan. Menyenangkan di sini bukan berarti anak santai di rumah, tanpa rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugasnya.
Kalaupun sesekali anak marah ya lumrah. Anak merasa lelah belajar di rumah dengan kondisi yang ajeg. Asal kemarahan anak tidak keterlaluan saja.
Anak perlu diberi pengertian bahwa anak harus bertanggung jawab karena pada dasarnya mereka bersekolah. Itu perlu diingatkan kembali. Agar anak ingat bahwa guru dan orangtua tetap membersamai anak dalam keseharian.