Menulis merupakan salah satu hobi saya. Dari hobi ini saya mengomunikasikan segala hal yang saya lihat, dan rasakan dalam keseharian baik di rumah maupun di sekolah.
Berangkat dari hal yang ada di sekitar saya maka saya tuliskan dalam bentuk artikel, cerpen maupun puisi. Namun fokus saya saat ini hanya pada artikel dan cerpen.Â
Dalam perjalanan kepenulisan ini, saya dipertemukan dengan penulis hebat dari berbagai daerah di Indonesia melalui Kompasiana. Mengenal mereka lewat tulisan, pada akhirnya saya belajar banyak dari mereka. Bagaimana menulis yang baik dan sebagainya.
Event demi event saya ikuti, sekaligus menguji konsistensi saya dalam menulis. Kemudian pada saat seorang sahabat ---bu Widz Stoops--- mengadakan event saat ulang tahunnya, saya juga ikut berpartisipasi.
Ada Top 5 yang mendapatkan kesempatan untuk membukukan karyanya dari event tadi. Salah satunya Ummu el Hakim. Meski mendapatkan kesempatan itu mbak Niek ---sapaan Ummu el Hakim--- nekat untuk membukukan draft awal bersama saya dan mbak Lina WH.
Sebenarnya rencana menerbitkan buku keroyokan ini sudah lama. Saat masih membantu penyusunan buku Puisi Berbalas, pertengahan tahun 2019. Secara tiba-tiba, antara mbak Niek dan saya ada ide untuk membuat buku bersama. Karena teringat dengan penulis lain dari Gunungkidul, maka kami ajak dia, Mbak Lina WH.
Sebelum mengumpulkan tulisan, oleh mbak Niek draft dikonsultasikan dengan mas Zaldychan. Pengumpulan tulisan pelan-pelan kami lakukan. Setelah itu kami minta kurasi ke beberapa teman.Â
Mas Zaldychan mengurasi puisi dan cernak, mas Rifan Nazhip mengurasi cernak, pak Ropingi mengurasi artikel edukasi dan mbak Anis Hidayatie mengurasi artikel Jejak Alam dan Muhasabah.
Tulisan kami jadikan satu. Semula mau diikutkan dalam sebuah pemilihan naskah buku dari sebuah penerbit. Namun karena sesuatu hal, rencana tidak terealisasi.Â
Rupanya ada rencana dari Allah dalam hal tertundanya penerbitan buku kami. Ada jalan lain yaitu event Widz Stoops. Penerbitan buku direalisasikan karena keinginan mbak Niek untuk bersama melangkah. Mbak Niek ingin hadiah dari event bu Widz Stoops digunakan untuk menerbitkan buku yang tertunda dari 3 emak dari Gunungkidul.
Saya berulang kali mengirimkan pesan kepada mbak Niek bahwa mbak Niek punya banyak tulisan yang bisa dibukukan. Namun mbak Niek ingin tetap berjalan bertiga dan lahirlah buku Goresan Emak.
