Masa anak-anak dan remaja sudah terlalui sekian puluh tahun. Pada masa-masa itu sebagai individu yang berinteraksi dengan sesama pasti menghadapi beragam keadaan. Entah keadaan yang membahagiakan, mengharukan, mengesalkan dan perasaan lainnya.
Saat itu, bahkan sampai kuliah di awal tahun 2000an, anak-anak mencurahkan isi hati dalam buku diary. Pada saat itu, desain cover diary masih sangat sederhana tetapi tetap dibeli juga.
Lalu iseng-iseng menulis pengalaman keseharian dengan bahasa sederhana, sesuai perkembangan usia. Cerita pertengkaran dengan teman, ngambek sekolah, dimarahi guru, jatuh di sawah dan pengalaman seru lainnya terabadikan dalam buku diary.
Menginjak usia remaja, di mana sudah masuk masa puber, hal yang ditulis sudah mulai berkembang. Cerita tentang teman yang disukai lebih banyak ditulis pada masa ini. Ya suka pada lawan jenis menjadi lebih menarik pada usia remaja.
Tak apa, meluapkan perasaan lebih baik daripada memendam sendiri. Meski tak disampaikan kepada orang yang bersangkutan, setidaknya menulis dalam buku diary akan membuat hati lebih plong.
Nah untuk saat ini, untuk menuliskan perasaan atau isi hati tidak harus ditulis dalam lembaran kertas pada buku diary. Yang paling mudah dan booming bagi siapa saja adalah menulis status pada akun FB.Â
Usahakan jika menulis status pada akun FB memang mengandung sisi positif. Curhat boleh tetapi perhatikan juga sisi baik-buruk dari status yang di-posting. Kurangi dampak buruk dari story FB.
Selain FB, gawai bisa diinstal salah satu aplikasi untuk menulis. Pilihannya cukup beragam, tinggal individu saja yang memilih ---dari playstore--- aplikasi yang disukainya.Â
**
Memasuki usia lebih matang tentunya harus ada perkembangan dalam menuliskan isi hati dan isi kepala. Butuh latihan menulis yang kontinyu agar tulisan lebih berkualitas.Â
Yang jelas, untuk menulis memang harus berangkat dari hal yang dekat dengan keseharian. Isi hati, isi kepala yang terkait dengan pengalaman keseharian baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan sebagainya.