Beberapa hari yang lalu, seorang saudara mengirimkan sebuah screenshot story tetangga. Tetangga tersebut seolah menyindir tentang usulan saudara saya untuk menunda senam aerobik bersama di dusun. Ya mengingat masa pandemi dan himbauan pemerintah. Dilarang melaksanakan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan warga.
Dan saya perhatikan, memang senam aerobik tetap dilaksanakan. Sesuai pengamatan, sampai hari ini sudah dilaksanakan untuk keempat kalinya setelah pemerintah mengaminkan daerah untuk memberlakukan PSBB.
Untuk yang pertama dilaksanakan di lingkungan sekolah. Namun untuk pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan di rumah pelatih senam. Kemungkinan pelaksanaan di sekolah mendapat protes dari warga sekitar sekolah.Â
Maklum saja, senam dilaksanakan di halaman sekolah. Musik disetel keras-keras seperti di ruangan kedap suara. Jelas ini sangat mengganggu. Apalagi di sekitar sekolah ada warga sepuh yang sakit-sakitan.
Lalu bagaimana pelaksanaan senam yang berikutnya? Kebetulan pelaksanaannya di sebelah barat gubuk saya. Pagi hari pelaksanaannya.
Saat senam ketiga, saya sedang di dapur untuk menyiapkan sarapan. Saya menyetel musik dengan pelan biar aktivitas memasak menyenangkan. Tiba-tiba tak berapa lama saya mendengar suara musik berirama cepat dari rumah tetangga disetel dengan suara keras.Â
Saya sempat bertanya kepada anak, ada acara apa kok menyetel musik begitu kerasnya. Namun anak saya tak mengetahuinya. Saya keluar rumah dan melihat banyak motor terparkir di rumah tetangga. Anak-anak berkerumun di depan rumah tetangga. Mereka tertarik dengan suara musik yang menggema pagi itu.
Ya... saat itu dilaksanakanlah senam dengan pintu rumah tetangga tertutup dan suara musik yang cukup keras. Tentu ini sedikit mengganggu telinga saya yang memang tak biasa melakukan senam aerobik. Ketika di sekolah saya mengikuti senam tiap hari Jumat pagi senamnya adalah senam khas daerah kami. Musik disetel dengan volume suara sewajarnya.
Senam ketiga ini dilaksanakan beberapa hari yang lalu. Pagi ini, senam keempat, mulai pukul 08.00 juga dilaksanakan senam lagi. Musiknya lumayan pelan untuk yang terakhir. Namun bagi saya pribadi, kegiatan ini menyalahi himbauan pemerintah dan petugas kesehatan.Â
Masa pandemi ini warga dihimbau beraktivitas di sekitar rumah dan tidak mengumpulkan warga. Jika pertemuan padukuhan dan PKK saja dipending selama masa pandemi, mengapa senam tetap dilaksanakan?
Kader kesehatan dusun sempat mengingatkan juga untuk tidak melakukan senam bersama. Namun apa jawabnya?Â