Ketika manusia berkomunikasi dengan sesama, maka bisa terjalin komunikasi searah maupun dua arah. Komunikasi bisa lancar dan macet. Itu hal wajar. Hal ini karena manusia dibekali akal pikiran. Selain itu ego dalam bersosial juga kadang mendominasi akal, pikiran dan hati nurani. Sekali lagi itu lumrah. Semua harus menyadari hal tersebut.Â
Mis komunikasi atau tidak, terkadang terjadi karena kesibukan, situasi lingkungan dan sebagainya. Dalam hal meminta bantuan dan membantu orang lain misalnya.
Semua orang pasti pernah mengalami di mana dia memiliki niat baik yaitu menolong atau membantu orang lain. Namun karena kesibukan dan urusan keluarga maka dalam menolong orang lain jadi tidak bisa maksimal.
Ada seorang sahabat saya yang membantu saudaranya dalam pengerjaan tugas akhir kuliah. Mulai dari judul, kerangka tulisan sudah diberikan oleh teman saya. Namun ternyata saudaranya menginginkan bantuan lebih. Dia ingin dibantu untuk merumuskan kalimat demi kalimat dalam tugasnya.
Mengingat teman saya memiliki keluarga, dua anaknya masih balita, dia tidak bisa membantu saudaranya. Meski begitu teman saya masih mengupdate story dan itu dibaca saudaranya. Padahal waktu itu saudaranya sudah mengirimkan pesan berulang kali. Meminta soft file untuk lampiran tugas.Â
Alhasil saudara teman saya emosi dan update story. Intinya dia merasa punya saudara yang tidak bisa diandalkan dan kalimat yang menyinggung. Teman saya shock tentunya. Dia merasa sudah menolong tetapi malah dibilang saudara yang tak tahu diri dan tidak bisa diandalkan.
Menangis sudah tentu dilakukannya. Nulung malah kepenthung. Punya niat menolong malah hancur hati dan perasaannya.
Sebenarnya jika saudara teman saya meluangkan waktunya untuk ke rumah teman saya maka dia akan mendapatkan soft file apapun. Sayangnya itu tak dilakukannya. Malah saudara teman saya asyik jalan-jalan dengan istrinya.
*Memaafkan tetapi tak bisa seperti dulu
Kasus seperti di atas mungkin dialami hampir semua orang. Sudah jelas mis komunikasilah yang menjadi penyebab masalah antara teman saya dan saudaranya.
Jika salah satu sudah ngomeli orang lain maka akan menyakiti orang lain. Luka hati orang yang disakiti tak akan mudah disembuhkan. Meski dari mulutnya keluar kata-kata memaafkan, namun yakinlah hatinya akan remuk redam.