Siapapun manusia di dunia ini selalu berharap selalu sehat, bisa beraktivitas dengan mudah dan lancar. Namun karena manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan, maka manusia harus menerimanya dengan lapang dada.
Pola hidup sehat tetap bisa sakit. Apalagi jika pola hidup yang tidak teratur. Pasti akan mudah sakit. Hal ini harus disadari oleh manusia. Jangan sampai tubuh dan pikiran terforsir.Â
Menjalani rutinitas dengan profesi apapun perlu keseimbangan antara bekerja, istirahat, makan. Jika tidak, maka daya tahan tubuh akan berkurang dan akhirnya jatuh sakit.
Sakit yang diderita seringan apapun pasti akan membuat seseorang tersiksa. Lalu si penderita kembali mengingat jika pola hidupnya tidak teratur. Mulailah dia berjanji untuk mengubah pola hidup agar lebih teratur.
Salah satu sakit yang dialami oleh manusia yang tidak teratur pola hidupnya adalah anemia. Setidaknya itu yang saya rasakan. Seakan anemia bukan penyakit yang berbahaya, namun jika mengalami anemia sudah pasti akan kacau. Untuk beraktivitas rasanya mudah lelah. Dan memang itulah yang dialami penderita anemia. Penderita anemia akan mudah lelah, lemas, tak jarang mual dan dingin pada tangan dan kaki.
Sebagai orang yang beragama, saya tahu bahwa sakit adalah teguran dari yang Maha Kuasa. Saya bisa bersabar ataukah tidak. Sakit bisa menjadi penggugur dosa yang telah diperbuat. Sabar di sini tentunya tak hanya pasrah akan sakitnya. Tetapi sejauh mana usaha dan doa dilakukan.Â
Mencoba istirahat yang cukup , meski memiliki balita yang sangat aktif dan tak jarang tidur pukul 22.00 malam. Ternyata anemia tak berkurang, justru sebaliknya malah semakin parah. Sedih pastinya.
Di samping mengonsumsi obat dari klinik, memasak berbagai menu peningkat HB pun saya lakukan, seperti mengonsumsi telur rebus dan ati ayam. Dengan menahan mual, lambung tetap harus diisi juga.
Dengan kondisi masih anemia, saya pun harus tetap berangkat kerja. Meski kerja kurang maksimal. Lalu saat berada di tempat kerja, saya pun teringat bahwa di tempat kerja suami memiliki pohon kelor, maka saya segera WA suami untuk memetikkan daun kelor.Â
Daun kelor ini sangat kaya manfaat meskipun ukran daunnya kecil. Saya mengetahuinya beberapa tahun yang lalu ketika ibu sempat opname di rumah sakit karena HB-nya drop. Ibu pun sempat menerima transfusi darah saking dropnya.Â