Wajar juga pemikiran seperti itu, mengingat karakter guru yang bermacam-macam. Yang dilakukan guru selama siswa aktif belajar, jelas sesuai dengan karakter guru. Terkadang ada yang bersosmed, entah membuat stories tentang remeh temeh sampai bisnis online.
Salahkah jika ada guru yang seperti itu? Jika dikatakan salah ya memang salah, benar ya ada sedikit benarnya. Kenapa? Bersosmed terkadang memang diperlukan dalam kondisi tertentu dan mendesak karena segala informasi saat ini sering dishare atau disebarluaskan lewat WA.Â
Ada beberapa guru yang kudet informasi dari WA akhirnya tidak mengetahui kalau ada undangan diklat dan sebagainya. Alhasil guru tiba di lokasi diklat sudah siang atau bahkan tiba di hari kedua dan seterusnya. Atau ada perlombaan bagi siswa tetapi sekolah tidak tahu karena jarang bersosmed. Dengan terburu-buru, guru akhirnya mengantar siswa ke lokasi perlombaan. Setidaknya itu yang pernah saya temukan di lapangan.
Secara normal, guru memiliki ketugasan administrasi yang harus diselesaikan. Nah pada saat siswa mengerjakan tugas mandiri atau kelompok, waktu ini bisa dimanfaatkan oleh guru. Membuat kisi-kisi soal, membuat soal dan sebagainya. Pilihan tergantung situasi dan kondisi juga. Tentunya sambil mengawasi jalannya pembelajaran siswa di kelas. Bukan cuek bebek dengan aktivitas siswa.
Ada juga guru yang memanfaatkan untuk menulis berupa proposal karya ilmiah, laporan karya ilmiah dan tulisan lain yang bisa dikirimkan ke surat kabar. Tentu ini sangat bermanfaat bagi guru PNS terutama karena bisa dimanfaatkan untuk penilaian angka kredit. Menyelam sambil minum air.Â
Bolehkah guru berbuat demikian? Jangan-jangan guru sering merasa kuasa sehingga seenaknya berbuat sesuka hati.Â
Jika mendengar pengarahan dari pengawas atau pejabat yayasan ---bagi guru sekolah yayasan--- mereka memang menekankan tidak boleh bermedsos di jam-jam pelajaran. Guru adalah pelayan bagi siswa dan orangtua siswa di mana nantinya guru menjadi sosok orangtua kedua bagi siswa.
Sebagai orang tua memang harus menjadi contoh yang baik. Tak hanya sikap tetapi juga cara bicara dan karakter lain. Jangan lupa, siswa bisa menilai gurunya. Tak ada yang bisa menghalangi penilaian mereka baik positif maupun negatif. Ketika guru melakukan aktivitas positif selama siswa belajar, pasti akan menjadi teladan juga bagi siswa.
Kapan guru berperan dalam pembelajaran?
Ketika pembelajaran berlangsung, dengan model pembelajaran apapun, siswa pasti ada yang menemukan kesulitan. Di saat itulah guru bisa memberikan bimbingan.Â
Jika tidak ada siswa yang bertanya, gurulah yang harus punya inisiatif mengelilingi kelas. Tanyakan kesulitan, tunjukkan kepedulian terhadap proses pembelajaran. Fungsi kontrol dalam pembelajaran tetap harus dilakukan.