Bulan Februari diidentikkan sebagai bulan kasih sayang. Meski sebenarnya kasih sayang harus dinikmati setiap saat setiap waktu ---setiap hari---, dari Januari hingga Desember, berlanjut di bulan-bulan tahun berikutnya. Saya kira para pembaca menyetujui pandangan ini.
Sungguh sayang, kasih sayang dari yang terkasih terkadang harus diikhlaskan. Kedekatan dengan orang spesial harus dikubur dalam-dalam karena alasan tertentu. Alasan yang terkadang tidak bisa diterima oleh hati. Patah hati jadinya
Pernah merasakan patah hati? Nyeri hati tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Makan tak enak, tidur tak nyenyak karena memikirkan alasan putus dengan yang terkasih. Belum lagi jika sang mantan ternyata hanya tetanggaan. Tak hanya satu desa, tetapi satu dusun, satu RT, satu RW. Aduh... bakalan tersiksa. Hiks.
Terlatih Tanpa Mantan
Untuk menerima kenyataan putus cinta bukanlah perkara yang mudah. Dihibur teman, orang tua seakan hanya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Nangis seorang diri. Mata sembab hampir setiap hari. Di keramaian kota, di heningnya desa, tetap terasa hambar.
Wajar juga sebenarnya. Setiap orang yang menjalin kasih, pastinya ingin berakhir di pelaminan. Namun kenyataan tidaklah seperti yang dibayangkan dan diimpikan.
Eits...namun jangan khawatir, seiring berjalannya waktu, kenangan bersama mantan akan bisa dilupakan dengan sendirinya. Asal tidak berusaha keras untuk melupakannya. Karena semakin keras usaha untuk melupakan, akan semakin sulit lepas dari ingatan.
Coba lebih banyak berkomunikasi dengan banyak orang atau refreshing. Bicarakan hal yang sekiranya bisa mengurangi beban suntuk akibat patah hati. Pada akhirnya hati terbiasa tanpa mantan.
Jika dirasa tetap kalut, tuliskan keresahan, kegalauan dalam bentuk tulisan. Bisa puisi, cerpen atau tulisan lain. Yakinlah itu bisa membuat hati lebih plong dan tenang.
Jangan lupa, adukan semua keluh kesah kepada Sang Pencipta. Bagaimanapun segala sesuatu memang Dialah Maha Penentu. Dialah yang Maha Tahu yang terbaik bagi hambaNya. Yang terbaik dalam anggapan manusia, belum tentu menurutNya.Â
Manusia hanya bisa berencana saja. Banyak-banyak berdoa agar selalu didekatkan dengan orang yang memang telah digariskan menjadi jodohnya.Â