"Gimana kabarnya, bu?"
Tiba-tiba muncul pesan WA dari nomor asing sore itu. Dengan ragu Sinta menjawab pesan itu. Bagaimanapun dia harus hati-hati dalam berkomunikasi. Apalagi dia sudah berkeluarga.
"Baik. Alhamdulillah. Maaf, ini siapa ya?" Selang beberapa menit, notifikasi balasan muncul.
"Masak kamu lupa. Kita kan pernah punya kenangan..." Sinta tak menggubris lagi pesan tadi. Akhirnya si pengirim pesan bertanya lagi,Â
"Masih setia dengan nomor ini ya..."
**
Dialog di atas merupakan contoh ilustrasi chating antara seorang perempuan yang berhati-hati dalam bersikap.Â
Bagi beberapa orang, sikap Sinta terkesan sombong. Namun di balik itu, pastinya kita tidak tahu persis alasan Sinta yang cuek dengan pesan yang masuk. Begitu juga maksud si pengirim pesan.
Kalau saya pribadi mencoba berbaik sangka pada Sinta. Ya karena saya seorang perempuan yang berstatus sebagai ibu dan isteri. Saya memiliki nomor kontak yang sama sejak 2005 sampai saat ini.
Jika saya menjadi Sinta pun kemungkinan besar akan bersikap serupa. Kenapa demikian?
Tidak ganti nomor, alias setia pada nomor kontak memang perlu dijaga. Jangan sampai karena bermasalah dengan seseorang, lalu mengorbankan banyak kepentingan. Artinya, nomor kontak tidak ganti bukan karena tidak move on pada masa lalu. Karena ada beberapa orang yang beranggapan seperti itu.