Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Raja Monyet yang Sombong

29 November 2019   15:26 Diperbarui: 29 November 2019   15:49 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: zoopworld.com

Di sebuah kerajaan monyet, hiduplah para monyet dengan damai. Di tengah kedamaian itu ternyata, mereka merasakan sedikit menderita.

Mereka memiliki "raja" yang sombong dan selalu ingin dipuji sesama monyet. Dia merasa paling besar sehingga merasa bebas untuk memerintahkan sesama monyet agar mencarikan makanan untuknya. Dia sendiri yang mengangkat dirinya sendiri sebagai raja di wilayah itu. Bukan dipilih karena kebijaksanaannya.

"Aku bertubuh paling besar di antara kalian! Jadi akulah yang pantas menjadi raja kalian. Hahaha..." katanya saat mengangkat dirinya sebagai raja.

Dia menyapukan pandangan ke seluruh monyet yang sedang berkumpul. Tak ada yang berani menolak perkataannya. Maklum selain sombong, raja itu akan memperlakukan kasar monyet lain yang tidak patuh padanya. Tak segan dia memukul atau melukainya. Jadi untuk mencari aman, monyet- monyet yang tubuhnya lebih kecil lebih memilih diam.

**

Suatu hari tiga anak raja monyet bermain dengan anak- anak monyet lainnya. Mereka berinisiatif untuk bermain di padang di seberang sungai. Di padang itu terlihat luas, hijau dan sejuk.

Sedang asyik- asyiknya bermain, tiba- tiba muncul dua kerbau besar yang sedang berkejar- kejaran, hingga memunculkan suara menderu di sekitarnya. Anak- anak monyet kaget melihatnya. Mereka takjub melihat dua makhluk besar di matanya.

Apalagi ketika dua kerbau itu menuju ke arah mereka. Berlarian dan bergelantungan anak-anak monyet. Mereka takut kalau akan disakiti, seperti yang dilakukan raja monyet.

Percuma, kerbau tetap mengejar mereka. Semakin takutlah anak monyet itu. Mereka merasa menyesal bermain sampai di tempat itu. Tiba- tiba salah satu anak raja monyet jatuh. Dua kerbau itu berhenti.

"Kamu tak apa- apa, monyet lucu?"

Dengan rasa takut, anak monyet itu menggelengkan keplaanya. Wajahnya pucat karenanya.

"Lalu kenapa kamu berlarian terus seperti itu? Padahal kami ingin mengajakmu bermain dan naik di punggung kami..."

Anak raja monyet itu membelalakkan matanya. Dia heran ketika mendengar ucapan kerbau itu. Makhluk sebesar itu tak seperti raja monyet, ayahnya. Kerbau itu sangat baik. Tak ada keinginan menyakiti makhluk lain. Sementara ayahnya dengan semena- mena memukulinya dan teman- teman kalau tak segera mencarikan makanan untuknya.

**

Di rumahnya, anak- anak raja berkumpul untuk makan bersama. Mereka asyik menceritakan pengalamannya tadi kepada ibunya.

"Wah, bu. Tadi ada kerbau besaaaar sekali. Tapi dia baik hati. Dia mengajakku dan teman- teman naik ke punggungnya..." cerita anak sulung raja monyet.

"Iya, bu. Tadi aku berpikir kalau dia jahat, saking besarnya. Kata ayah kalau ada binatang besar itu boleh menyakiti hewan lain, seperti ayah. Ternyata dia tak seperti itu..." sahut si bungsu raja.

"Besok kami mau bermain lagi dengannya. Boleh kan bu...?"

"Kalian tak boleh bermain dengannya!" teriak raja monyet. Anak- anak monyet ketakutan. Mereka bersembunyi di belakang punggung ibunya.

"Cuma aku... akulah hewan paling besar di antero kerajaan ini...!"

**

Pagi harinya, kerajaan monyet ramai oleh suara deru yang sangat asing. Mereka merasa takut. Mereka khawatir kalau ada bencana di kerajaan.

Ternyata suara deru itu muncul dari langkah kaki dua kerbau yang berkejaran.

"Hai...di mana rumah monyet- monyet lucu yang kemarin bermain bersamaku?" tanya salah satu kerbau kepada monyet pengawal raja. Monyet pengawal raja itu ketakutan! Tak pernah dilihat makhluk besar seperti itu sebelumnya.

Di tengah rasa takut itu, muncullah raja monyet. Ternyata raja monyet itu ketakutan juga. Sungguh dia merasa takut kalau kerajaannya akan dihancurkan dua kerbau besar itu.

"Pergi dari sini. Jangan ganggu kami!" usir raja monyet dengan suara bergetar.

"Tidak! Kami ke sini mau mengajak bermain anak- anak monyet yang kemarin bersama kami..." 

"Iya. Kami sudah menunggu lama, mereka tak muncul. Akhirnya kami ke sini mencarinya..."

Raja monyet menjadi khawatir dengan keselamatan anak- anaknya.

"Kalian tak boleh membawa anak- anakku. Kalian hanya akan menyakitinya!"

Tiba- tiba anak- anak raja monyet keluar dari rumah istana. Mereka berlarian dan segera naik punggung kerbau. Mereka tampak berani sekali pada kerbau itu. Mereka berpamitan, menuju padang luas di seberang sungai sambil bercanda.

"Lihat ayah! Mereka sangat baik kan?" ucap anak- anaknya sambil melambaikan tangannya.

Mereka tampak asyik dan tidak saling menyakiti. Raja monyet menyadari kecongkakannya selama ini. Ternyata ada makhluk yang lebih besar darinya dan dia tidak sombong, tidak menyakiti binatang lainnya. Dia akan berbuat baik juga kepada anak dan rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun