Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Piala Pertama untuk Bunda

28 Oktober 2019   12:49 Diperbarui: 28 Oktober 2019   13:49 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: id.lovepik.com

"Iya. Dua..."

Simbah putri menjelaskan kalau satu orang yang mirip bunda itu menjadi budheku. Bunda itu kembar, lahir di hari yang sama tapi beda beberapa menit. Ah...aku sedikit paham. Waktu itu aku diajak ayah, simbah putri dan keluarga ke rumah bunda. Aku senang sekali, sebentar lagi punya ibu baru yang kupanggil bunda. Bunda sangat cantik, suka bercanda denganku, mengajakku bermain, dan mengajakku belajar membaca. 

***

Aku bertekad akan menjadi kebanggaan bundaku. Bunda sudah resmi menjadi ibu baruku. Bertambahlah kebahagiaanku. Bunda semakin sering mengajariku belajar membaca dan menulis pastinya.

Semula aku takut dimarahi juga. Aku sadar, teman- temanku sudah lancar membaca semua. Aku masih mengeja perhuruf. Aku sering pusing dengan huruf- huruf itu.

Dengan senyum dan kesabaran bunda, aku bisa menaklukkan huruf itu. Membacaku lancar. Tulisanku lebih rapi. Oleh bu guruku, ketika kelas tiga, aku diikutkan dalam lomba mengarang di Hari Ibu. Aku hanya ikut memeriahkan saja. Tak ada impian untuk juara. Bundaku juga tak mengharuskan aku berprestasi. Bunda bilang, hal yang penting adalah aku menjadi anak sholih, pintar, sehat dan menjadi kebanggaan keluarga.

Pada acara pengumuman kejuaraan aku cukup bahagia ketika ada ayah dan bunda yang menemaniku, seperti peserta lain. Aku yakin kalau aku tak juara. Tak kusangka setelah kejuaraan ketiga dan kedua dibacakan, oleh panitia namaku disebut. Menjadi juara pertama!

Ah... aku jingkrak- jingkrak dan memeluk ayah bunda. Lalu segera aku menuju panggung dan menerima piala dan piagam penghargaan. Piala itu kupegang erat, dan begitu selesai penyerahan hadiah, aku berlari menuju kursi bunda.

Piala itu kuserahkan pada bunda.

"Bunda, terimakasih. Ini piala buat bunda..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun