Hai, kenalkan. Aku Kinjeng. Biasa dipanggil Kin. Aku hidup di Jawa. Aku adalah hewan yang sangat senang hidup di lingkungan berair. Orang- orang mengenalku sebagai bangsa capung. Tahu kan?
Oh iya. Capung itu banyak macamnya. Aku sendiri adalah capung yang seperti pada umumnya, bertubuh relatif besar. Aku bisa menjelajah tempat yang jauh. Tubuhku termasuk kuat.
Aku punya teman yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Dia adalah Capung Jarum. Dia terlihat kurus, seperti jarum. Aku biasa memanggilnya dengan nama Rum.Â
Berkebalikan denganku, Rum lemah ketika terbang. Jarak jelajahnya pun tak bisa jauh sepertiku.Â
Meski kami berbeda fisik dan kebiasaan tetapi kami tetap bersahabat. Kami berdua bersahabat sejak kecil. Kami bermain di hutan, kebun, sawah, sungai, danau dan sebagainya. Sekiranya tempat itu nyaman untuk kami.
Sayangnya Rum temanku tak bisa menempuh perjalanan yang jauh dalam waktu yang cepat. Padahal aku ingin sekali selalu bersamanya, kemanapun. Jadi aku menahan keinginanku.
Namun dua hari lalu dia memaksaku untuk bermain ke hutan. Padahal letaknya sangat jauh dari tempat tinggal kami. Akibatnya saat ini Rum kelelahan. Makanya hari ini dia menolak ketika aku mengajak ke taman di kampung sebelah.Â
"Kamu main saja, Kin. Aku tinggal di rumah dulu. Aku kecapekan setelah dua hari lalu kita main di hutan itu..."
Aku tak tega meninggalkan Rum yang kelelahan dan pegal- pegal tubuhnya. Rum  beristirahat di daun pisang teduh yang sejak dia menjadi nimfa. Nimfa itu salah satu dari siklus hidup capung seperti kami. Daun pisang yang lebar itu menjadi tempat tinggalnya.Â
Aku hanya bermain di sekitar tempat tinggal Rum. Iya...hari ini aku berencana mengajaknya ke taman di kampung sebelah. Ternyata Rum baru tak enak badan.
Rum terlihat pucat. Sesekali aku terbang ke daun eceng gondok di kolam dekat pisang, tempat tinggal Rum. Aku bermain sambil mengawasi Rum. Rupanya dia tertidur.