Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembalilah ke Masaku, Nak

22 Juli 2019   17:31 Diperbarui: 22 Juli 2019   17:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan zaman telah mengikis berbagai kebiasaan yang dilakukan oleh manusia di masa 20-30an tahun yang lalu. Segala hal yang dulu begitu dekat dengan manusia, dalam waktu sekejap hilang begitu saja. Tak terkecuali kebiasaan anak zaman dulu.

Anak zaman now lebih dekat dengan teknologi modern. Permainan, cara belajar dan banyak bidang yang kurang menyentuh sisi sosial. Dari teknologi modern anak lebih cenderung dengan kebiasaan yang mengarah ke egoisme.

Games online lebih disukai anak. Buku cetakan penerbit tak lagi disukai. Koran dan majalahpun begitu. Nyaris tak tersentuh oleh anak. HP, laptop yang disukai. Namun sayangnya yang dilihat bukan hal yang memiliki dampak positif.

Dunia anak yang harusnya diwarnai dengan bermain secara fisik dan belajar menjadi sedikit tergeser. Anak lebih suka games online, memegang HP berjam-jam sampai lupa waktu.

Dalam kondisi seperti itu sebagai ibu dan pendidik saya bermimpi anak-anak lebih senang bermain engklek, dakon, gobak sodor, egrang dan permainan lainnya. Kesemua permainan tradisional itu sangat bermanfaat dari segi kesehatan, sosial, budaya dan disiplin pada aturan permainan.

Saya ingin anak- anak bangsa kembali seperti masa kecil saya. Hidup sederhana dengan permainan sederhana pula. Karena masa kecil saya sangat berbahagia dengan kesederhanaan itu.

Saya ingat dulu ketika SD dan waktu istirahat tiba saya bermain bekel. Bermain di dekat ruang kantor guru. Asyik-asyiknya berkonsentrasi dengan bola bekel dan biji-biji bekel, ternyata bola bekel yng saya lambungkan tak saya temukan lagi, tak bisa saya raih lagi. Ternyata bola bekel itu ditangkap oleh pak guru. Jadi heboh juga waktu itu. Gembira. Bisa bercanda dengan guru tapi tetap pada aturan yang ada. Murid tidak asal bercanda.

Besok pagi, 23 Juli, anak-anak Indonesia merayakan Hari Anak Nasional, semoga bisa gembira tanpa mengandalkan HP. Gembira dengan permainan ala saya dulu. 

Dan hari ini saya cukup bergembira ketika jelang pulang sekolah tadi anak-anak didik saya menutup kegiatan dengan permainan tradisional "Cublak-Cublak Suweng" dalam kelas. Ya untuk melepaskan kepenatan dan kejenuhan karena jam sekolah sampai pukul 14.20.

Anak-anak Indonesia, bergembiralah sambil belajar. Selamat Hari Anak Nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun