"Gimana kabarnya, Ra?"
Sebuah pesan masuk ke nomor kontakku. Aku tak mengenal nomor itu. Profilnya hanya bergambar lambang negara, Garuda Pancasila.
Semula kuabaikan pesan yang masuk dari nomor kontak itu. Namun karena pengirim itu terlalu sering mengirimkan pesan, lama kelamaan aku kesal. Akhirnya aku nekat membalas pesan dari orang asing itu.
"Maaf, mungkin Anda salah kirim..."
Tak berapa lama dia membalas pesanku. Balasannya pun tak nyambung. Bikin tambah kesal.
"Sudah makan belum, Ra?"
Tak kubalas lagi pesan-pesan darinya. Bahkan aku sampai mengancamnya.
"Kalau Anda tak mengaku akan saya laporkan polisi, Mr..."
Iya, aku menamakan orang asing itu Mr. Biarkan saja. Aku mangkel sekali dengan orang itu. Seperti tak punya pekerjaan lain saja selain kirim pesan.Â
Sampai akhirnya aku berbohong pada orang asing itu. Tujuannya biar dia mengakui siapa dia sebenarnya, maksud dan dari mana diperolehnya nomor kontakku.Â
Soal nama panggilan, aku tak biasa dipanggil dengan Ra. Oleh saudara dan teman-teman aku dipanggil Ira atau Ir.