Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Usulan Penghapusan Mata Pelajaran Agama

6 Juli 2019   09:31 Diperbarui: 6 Juli 2019   10:37 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama kembali menegaskan bahwa tidak ada penghapusan Pendidikan Agama. (gambar: media Indonesia)

Sejak kemarin saya mencermati beberapa story WA dan juga pesan yang masuk dari beberapa sahabat. Mereka mengajak saya berdiskusi tentang usulan penghapusan mata pelajaran Agama di sekolah-sekolah. 

Memang usulan itu menjadi buah bibir akhir -akhir ini. Meski sebenarnya dahulu pun pernah juga ada usulan penghapusan mata pelajaran Agama. 

Saya akan mencoba menganalisa sedikit tentang usulan itu. Bukan masalah pilihan pada pemilu kemarin. Tak perlu dibahas lagi. Yang kita pikirkan adalah membangun negeri ini. Membangun tak hanya infrastruktur tetapi manusia pun harus dibangun agar menjadi generasi yang kokoh. 

Membangun generasi muda Indonesia berawal dari pendidikan. Siapa pun pasti sepakat. Pendidikan yang berawal dari rumah, kemudian berkembang di masyarakat serta sekolah harus berkesinambungan. Saling melengkapi juga. 

Orangtua pasti ingin putra-putrinya menjadi anak yang agamanya baik. Agama apapun yang dianut pasti mengajarkan agar hidup lebih baik, kepada sesama maupun Sang Khaliknya. Dengan agama yang baik maka akan tertanam di hati yang bersangkutan untuk menjauhi semua larangan Nya dan melaksanakan perintahNya. Dengan begitu kedamaian, keselarasan akan tercipta di kehidupan masyarakat sehari-hari. 

Apabila pada akhirnya terjadi perselisihan seharusnya tak menjadikan bibit permusuhan. Kita kembali ke awal kodrat manusia yang saling membutuhkan. Makhluk sosial. Ya seharusnya manusia menjadi makhluk sosial yang paham dan melaksanakan ajaran agama agar lebih terarah. 

Lalu bagaimana sikap terhadap usulan penghapusan mata pelajaran Agama? Semua warga negara diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat. Itu harus kita hormati. 

Namun yang perlu diluruskan dan diketahui oleh banyak pihak, jika ada usulan berkaitan dengan penghapusan mata pelajaran Agama maka otomatis nanti akan mengubah seluruh kurikulum yang berlaku. Itu perlu menjadi catatan. 

Mungkin ada pihak yang berpikir bahwa mudah menghapus pelajaran Agama karena itu wewenang Kementerian Agama namun dalam kenyataannya Kementerian tersebut bekerja bersama Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. 

Menghapus satu mata pelajaran yang mungkin dianggap "titipan" kementerian Agama jelas akan mengubah seluruh kurikulum. Dalam kurikulum 2013 malah lebih jelas bahwa penilaiannya tak hanya penilaian pengetahuan, tetapi juga penilaian spiritual, sosial dan keterampilan. 

Penilaian spiritual menjadi wewenang Guru Agama dalam pemberian nilainya. Guru lain tak diberikan kewenangan sama sekali. Nah kalau sudah seperti itu, bagaimana mungkin nanti guru bisa memberikan nilai spiritual jika guru Agama dan mata pelajarannya saja tak ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun