Tahun kedua masuk UKM Keagamaan aku ---yang semula memang tak Lillahi ta'ala--- akhirnya melihat sosok yang kukagumi duduk bersama perempuan. Bukankah tak boleh berkhalwat dengan lawan jenis yang bukan muhrim? Mengapa dia melakukannya?Â
***
Di sekretariat UKM Keagamaan Masjid Mujahidin---masjid kampus--- para pengurus dan anggota berkumpul untuk persiapan Masa Orientasi Mahasiswa Baru. Kami berkoordinasi untuk kegiatan stand.
Setelah selesai segera kami mengemasi perlengkapan dan pulang. Hanya empat pengurus yang masih di sekretariat termasuk aku. Kami masih membahas kegiatan yang akan dimulai minggu depan.Â
Di saat kami berbincang, terdengar suara HP. Ternyata HP Mas Syafri. Dia menerima telpon dan menjauhi aku, Tika dan Amru. Pasti telpon dari cewek itu, pikirku. Hatiku tak karuan.Â
Aku beristighfar. Aku ingat tekadku, bahwa niatku tak boleh kendor untuk menjadi muslimah yang shalihah. Tak boleh. Biarpun rasa kagumku ke Mas Syafri berbuah pahit, biar itu meningkatkan iman taqwaku.Â
Kubuang jauh-jauh bisikan setan yang menyergap hatiku. Bismillah. Kuniatkan jadi muslimah shalihah. Aku harus meluruskan niatku itu terus.Â
Tak berapa lama Mas Syafri bergabung kembali dengan kami bertiga.Â
"Telpon dari siapa, Syaf ?" tanya Amru.Â
"Oh... dari Intan," jawabnya.Â
O... Nama cewek itu Intan, batinku. Perempuan cantik yang bersama Mas Syafri di taman itu pastinya.Â