Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menuju Lillahi Ta'ala

12 Mei 2019   05:32 Diperbarui: 10 November 2019   00:54 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sipitandcadel.wordpress.com

Aku asyik bersama teman-teman kuliahku. Cewek pastinya. Ya sambil menunggu waktu perkuliahan aku bercanda bersama mereka di taman kampus. Letaknya hanya di depan kelas perkuliahan. 

Meski berceloteh atau mengerjakan tugas bareng-bareng teman, namun hatiku terasa kosong. Aku menyukai seorang cowok ---Mas Syafri--- yang secara umum tak masuk hitungan bagi cewek gaul dan kekinian. 

Mas Syafri adalah kakak tingkat yang diam-diam kukagumi. Bukan karena wajahnya yang mirip artis yang kerap menghiasi layar televisi. Bukan. Itu cuma nilai tambah saja. 

Yang kukagumi darinya adalah kemampuannya dalam bertilawah dan beribadahnya. Aku tahu bagi temanku kemampuan ini tidaklah menjadi kriteria. Bagi temanku hal yang paling disenangi itu cowok yang ganteng, gaul, penampilan kekinian. 

Sering temanku yang mengetahui rasa kagumku ke Mas Syafri mengolok-olokku. Apalagi boleh dibilang aku termasuk bunga kampus. Meski aku tak suka dan risih dengan pandangan mereka yang menganggapku sebagai bunga kampus. 

Terbilang banyak juga cowok yang ingin dekat denganku. Tapi dengan halus kutak menerima. 

"Kenapa kamu tolak Indra sih, Hid? Dia tuh keren, tahu nggak! Cewek-cewek aja berlomba pingin jadi pacarnya. Kamu malah nolak...," protes Ntis, teman dekatku. 

"Kalau kamu suka, kamu aja yang sama Indra..." jawabku. 

***

Terinspirasi dari kemampuan Mas Syafri dan rasa kagum padanya akhirnya aku masuk Unit Kegiatan Mahasiswa bagian Keagamaan. Ya meski itu dinilai tak Lillahi ta'ala. Namun bukankah lebih baik masuk lingkungan agamis? 

Toh nanti lama kelamaan aku akan terbiasa dan ikhlas menyambut hidayah. Manusia kan selalu butuh proses untuk menjadi lebih baik. Pasti ada banyak cobaan untuk menuju ke proses itu. Dan mungkin saat inilah cobaan itu datang dan mengujiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun