Di tengah rasa sakitku karena kabar darimu, masih kau kirim pesan, "ora mangan nangka oleh pulute...". Sudahlah, tak usah kau ganggu aku lagi. Apapun dan bagaimana pun perasaanmu dan perasaanku, itu tak penting lagi.Â
Jika kau putuskan tuk berpaling demi keluargamu, ikhlaskanlah hatimu. Berpeganglah pada prinsip dan komitmen berumah tangga. Aku pasti bisa belajar ikhlas menerima kenyataan pahit ini. Ku bisa menguatkan hati. Ku yakin ini jalan yang diberikan Allah untukku. Apa yang kulihat indah belum tentu menurutNya. Pun apa yang kulihat tak pantas, malah mungkin yang terbaik untukku.Â
Allah menghadirkan perasaan cinta dalam hatiku untukmu untuk belajar ikhlas dan pengorbanan. Cinta sekokoh apapun dalam hati kita, jika tak direstui, tak diridhoi Allah dan kedua ibu ayah, apa gunanya?
Esok hari kau akan menikahi perempuan malang itu. Jagalah dia selamanya. Tenangkan hatinya dalam kondisi apapun. Jangan kau anggap pernikahan sebagai mainan. Niatkan hatimu untuk beribadah sekaligus berbakti pada orangtua dan keluarga.Â
Selepas ini tak usah kau ganggu aku lagi. Jangan lukaiku lebih dalam. Cukup doakan untuk kelancaranku esok pagi dan seterusnya. Kita kubur dalam-dalam kenangan indah kita. Tak ada gunanya kita ingat terus. Tatap masa depan kita masing-masing bersama jodoh yang memang sudah digariskan olehNya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI