Hari Sabtu yang lalu saya membaca sebuah berita dari media online yang memberitakan bahwa Jokowi kaget akan gaji guru non PNS yang hanya 300 ribu.Â
Saya sih hanya tersenyum dengan berita itu. Dalam batin saya hanya berkata, sebagai pimpinan negara kenapa tak tahu hal seperti itu. Atau para menterinya tak memberikan laporan kondisi itu. Lebih lanjut dalam berita tersebut menyatakan Jokowi baru percaya ketika ketua forum guru yang menceritakan kondisi tersebut.Â
Saya sedikit prihatin dan hanya berdoa siapapun nanti yang menjadi pimpinan negeri ini bisa lebih paham akan negara dan permasalahan warga negaranya. Saya tak membagikan berita tersebut. Toh banyak yang tidak gaptek lagi untuk membaca berita tersebut.Â
Beberapa  teman guru non PNS hanya men-screenshot berita tadi dan diupdate pada story WAnya. Lagi- lagi saya no comment. Saya sudah merasa lelah dengan sedikit ketidakpedulian akan keluhan guru non PNS tersebut.Â
Akhirnya ada juga yang men-share berita tersebut pada grup guru honorer di wilayah kecamatan kami. Ada sebuah komentar yang mempertanyakan kenapa presiden tak tahu kondisi guru non PNS, padahal beliau sering blusukan.Â
Grup jadi agak ramai dengan berbagai pendapat. Ada juga yang mengingatkan agar tidak membicarakan masalah politik di forum tersebut. Bukan karena membela salah satu paslon capres-cawapres. Begitu komentarnya. Dan saat ini grup menjadi sepi lagi.Â
Saya melihat bahwa kadang perjuangan para guru non PNS menjadi setengah-setengah. Ketika menuntut agar bisa Sertifikasi, bisa ikut dan lolos CPNS dan sebagainya, secara tidak sadar mereka mengkritik pemerintah.
Tapi ketika ada hajat demokrasi malah ada yang agak kendor berjuang dan tidak perlu mengurusi politik. Padahal urusan guru honorer itu berkaitan dengan politik juga. Menurut saya sih begitu. Mengeluh dan berkomentar apapun yang berkaitan dengan nasib guru non PNS juga tak salah.Â
Ah... sudahlah. Mengikuti grup kadang memang harus tutup mata, tutup telinga juga. Politik bisa membuat persahabatan renggang. Tapi perasaan senasib sepenanggungan akan kiprahnya di dunia pendidikan harusnya tetap sama. Saya jadi bingung sendiri dengan arah perjuangan mereka. Mau kemana arah mereka jika ada omongan yang sedikit nyenggol politik terus sewot.Â
Ya... semoga tetap semangat saja menjalani tugas sebagai guru non PNS. Tak perlu mengeluh karena gaji sedikit, tak bisa ikut sertifikasi atau tak menjadi PNS. Tinggal berdoa saja semoga ada perbaikan nasib di masa mendatang.
Tak hanya itu, saya tetap berharap dunia pendidikan Indonesia semakin maju dan menghasilkan generasi yang kuat, kokoh, cerdas, religius, mandiri, berjiwa nasionalis, dan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.Â