Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan, Perhiasan Terindah Dunia

14 Desember 2018   13:49 Diperbarui: 14 Desember 2018   13:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membahas tentang perempuan tak akan ada habisnya. Perempuan begitu dimuliakan dalam Islam. Ketika Nabi Muhammad ditanyai tentang siapakah orang yang wajib dihormati, beliau menjawab dan menyebutkan "ibu" sebanyak tiga kali.

Perempuan harus dihormati oleh siapapun, tak terkecuali oleh suami.  Dari Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, "... Berbuat baiklah kepada para wanita yakni pada isterimu! Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusukmu yang bengkok. Bila kau paksa lurus maka ia akan patah dan bila ia kau biarkan ia akan tetap bengkok. Berlaku baiklah kepada wanita".

Berbuat baik terhadap perempuan dan memperlakukan mereka bak perhiasan dunia memang diajarkan dalam Islam. Perempuan disebut sebagai perhiasan dunia karena beberapa hal.

Lekuk tubuh yang ala gitar Spanyol dan wajah cantik serta pesona inner beauty tak lepas dari alasan perempuan disebut sebagai perhiasan. Selain itu perempuan yang menjadi ibu tidak boleh dipandang sebelah mata oleh laki-laki. Kemuliaan perempuan yang mengandung 9 bulan serta memiliki kesempatan berjihad ketika akan melahirkan buah hatinya.

Perempuan sebagai perhiasan dunia selain melihat kecantikan fisik juga melihat shalihah atau tidaknya perempuan. Mengenalkan ibadah kepada buah hati sebenarnya menjadi tanggung jawab laki-laki. Akan tetapi tugas ini "diambil alih" perempuan. Perempuan dinilai lebih sabar, telaten dan lemah lembut dalam mendidik buah hati. Kepentingan keluarga lebih diprioritaskan daripada harus bepergian, atau berbelanja alat makeup dan perawatan tubuh.

Perempuan yang berkarir di luar pun tetap bisa menjadi perhiasan dunia yang indah. Dia tidak akan ngoyo dalam mengejar karir atau posisi di tempat kerja. Dia bekerja di luar rumah semata karena ingin memberikan manfaat bagi masyarakat umum dan bangsanya.

Apabila dahulu Kartini memperjuangkan emansipasi wanita bukan berarti melepaskan tanggung jawab dan fitrahnya sebagai perempuan. Kartini memperjuangkan pendidikan agar bisa setara dengan kaum laki-laki. Oleh karenanya perempuan tak boleh melupakan kodratnya sebagai perempuan, perhiasan terindah di dunia bagi suami dan anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun