Rencana demi rencana sudah kami buat meski belum lama saling mengenal. Sebentar lagi keluarganya akan datang ke rumah untuk melamarkan aku untuk Ari.
Nadin yang protes berat atas keputusanku.
"Kamu nekat banget, Noura"
"Nekat apa? Aku berniat untuk menyempurnakan separuh agamaku. Tak ada yang salah..."
"Tak salah, Nour. Tapi kamu tak mencintainya. Kamu tak bisa membohongi dirimu. Apa kamu bisa menjalani rumah tangga tanpa rasa cinta...?"
Aku diam saja. Tak ada yang perlu ku jelaskan pada Nadin. Aku tahu dia ingin aku menggagalkan rencanaku. Alasannya rumah tangga Indra tak bisa dipertahankan. Pernikahannya dengan Ziya hanya untuk mensahkan anak yang dilahirkan Ziya. Ah...apa peduliku. Nama Indra sudah ku buang jauh.
---
Ku rasakan Ari menjauhiku. Entah kenapa. Padahal rencana lamaran semakin dekat. Aku jadi bingung sendiri. Ku telepon tak diangkat, ku WA juga tak direspon, di kantor juga sibuk dengan persiapan PAS.
"Aku sudah bicara dengan Ari, Noura...", Tiba-tiba Nadin WA.
Aku kurang paham maksudnya.
"Bicara apa, Din..?", Balasku.