Pengertian Ilmu Qishahul Qur'an
Menurut bahasa kata Qashash jamak dari Qishah, artinya kisah, cerita, berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashahul Qur'an ialah kisah-kisah dalam al-Qur'an tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
Namun secara terminology, pengertian Qishahul Qur'an adalah kabar-kabar dalam al-Qur'an yang bermakna urusan, berita, kabar maupun keadaan. Dalam al-Qur'an itu sendiri kata qashash bisa memiliki arti mencari jejak atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Manna al-Khalil al-Qathtan mendefinisikan Qishahul Qur'an sebagai pemberitahuan al-Qur'an tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan para nabi, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Sesungguhnya al-Qur'an banyak memuat peristiwaperistiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu, Negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratun nathiqah (atinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan peristiwa itu).
Hikmah Mempelajari Ilmu Qishashul Qur'an
Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan dapat menembus relung jiwa manusia dengan mudah sehingga segenap perasaan akan mengikuti alur kisahnya tersebut tanpa merasa jemu atau kesal. Akal pun menelusurinya dengan baik, Akhirnya ia memetik dari keindahannya itu aneka ragam bunga dan buah-buahan."
- Supaya mereka berfikir.
- Mendengar kisah-kisah al-Qur'an, merenungkan dan memperhatikannya akan mengiringi kita untuk berfikir. Berfikir merupakan kerja akal dimana manusia mengaktifkan daya pikirnya dan mendayagunakan akalnya, lalu merenungkan episode-episode kisah yang memuat nasihat dan pelajaran. Al-Qur'an menginginkan kita untuk senantiasa berfikir dan mengambil Pelajaran.
- Dapat meneguhkan hati Peneguhan hati atas kebenaran.
- Superioritasnya dengan kebenaran atas semua kekuatan batin, rangsangannya terhadap apa yang ada di sisi Allah, keyakinannya terhadap musuh-musuh Allah, konsistennya dengan konsep jalan hidup ini sampai bertemu dengan Allah. Semua nilai ini di dapatkan oleh orang-orang mukmin dari kisah-kisah orang terdahulu dan kisah para rasul.
- Menarik perhatian para pendengar.
- Kisah merupakan salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.
- Pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
- Telah disebutkan sebelumnya ayat yang menjelasakan konsep kisah Al-Qur'an dalam permulaan surat yusuf, yaitu tentang karakteristik kisah Al-Qur'an adalah kisah yang terbaik. Ketika mengamati kedua ayat tersebut maka akan di temukan suatu hal yang menarik. Ayat yang terdapat dalam permulaan kisah Nabi Yusuf as tersebut menjelaskan kepada kita sumber kisah-kisah alQur'an. Adapun ayat terakhir ini mengisyaratkan kepada kita akan tujuan dari penyebutan kisah ini dalam Al-Qur'an seolah-seolah mengajak kita untuk mewujudkan tujuan ini dalam diri kita.
- Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab.
- Yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka.
Â
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur'an menjadi bagian tak terpisahkan dari isi al-Qur'an yang menjadi referensi utama bagi orang-orang beriman, bahkan juga ummat manusia di dunia. Meski demikian, bukan berarti al-Qur'an itu merupakan buku sejarah, sungguh pun kisah-kisah dalam al-Qur'an tidak terlepas dari bukti-bukti sejarah yang dapat disaksikan hingga saat ini. Hal ini semakin menguatkan bahwa al-Qur'an itu bukanlah karya Nabi Muhammad SAW yang ummi. Terlebih Nabi juga belum pernah mendalami sejarah serta melawat ke berbagai belahan dunia yang dikisahkan dalam al-Qur'an., Kisah-kisah dalam al-Qur'an juga bermanfaat bagi upaya pembentukan karakter manusia yang berbudi luhur dan memiliki aqidah tauhid. Karena itu, sungguh pun berupa kisah-kisah atau cerita-cerita, muatan yang dituturkan al-Qur'an tidak pernah terlepas dari upaya untuk mendakwahkan aqidah yang lurus serta mendidik insan yang paripurna. Karena itu, dalam dunia pendidikan seorang pendidik bisa menjadikan kisah sebagai metode alternatif bagi pembentukan jiwa anak didik, terutama dalam ranah afektif maupun psikomotorik. Melalui kisah-kisah pula manusia akan membangun peradaban yang lebih baik dengan senantiasa meniru kebaikan bangsa terdahulu serta meninggalkan keburukan-keburukan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H