Idealisme merupakan suatu aspek cara pandang manusia terhadap suatu hal dalam hal ini adalah kerangka berpikir. Perihal idealisme yang diperoleh dari literasi, sosial kemasyarakatan atau bahkan dari media sekalipun, jelas idealisme adalah poin penting untuk setiap individu manusia dalam melakukan proses berpikir dan memberikan reaksi berpikir berupa tindakan.Â
Tidak jarang pula idealisme kuat akan terlahir dalam bangku perkuliahan, sebagai mahasiswa akan dituntut menjadi sangat amat kritis dengan keadaan sosial yang bersinggungan erat dengan masyarakat. Karena, mahasiswa dianggap sebagai kaum intelektual yang mana dirasa mampu untuk memberikan argumen logis,kritis dan tentunya solutif.Â
Ditambah idealisme yang berkembang dikalangan mahasiswa sangatlah beragam, karena sudah banyak jejaring-jejaring organisasi mahasiswa yang menjadi wadah untuk berdiskusi dan forum terbuka. Kondisi diatas merupakan kondisi mahasiswa-mahasiswa sebelum pandemi, yang mana mereka mampu dengan lugas dan tuntas menyikapi sebuah polemik yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.Â
Pandemi memang merubah sudut pandang setiap orang, bahkan mungkin akan merubah bagaimana para muda-mudi ini mencari wujud idealismenya.Â
Banyak doktrin-doktrin sampah yang telah masuk kedala milenial kini. Eksistensi dan pengakuan diri seolah sudah menjadi wujud dari idealisme yang mereka dambakan.Â
Menjadi sebuah ironi ketika melihat muda-mudi kini khususnya mereka yang kemana-mana telah memamerkan almamater kampusnya masing-masing hanya mengedepankan egosentris mereka sendiri. Idealisme yang tidak berbanding lurus dengan kodrat dan martabat mereka sebagai kaum intelektual.Â
Sedangkan bisa dilihat bahwa dewasa ini negara telah banyak dibuat kacau oleh oknum-oknum yang merusak tatanan negara. Kebijakan-kebijakan kapitalis, polemik pendidikan sampai isu-isu yang menyeret sederet pejabat negara.Â
Dimana letak idealisme seorang milenial yang dianggap telah memiliki pikiran yang terbuka dalam menanggapi berbagai macam hal. Hal-hal yang menurut milenial kini tidak memiliki benefit bagi dirinya takkan digubris, hal semacam ini tentu patut menjadi pertanyaan besar apakah ideliasme milenial kini telah punah.Â
Tak ada lagi kritik solutif yang berusaha di lantangkan guna untuk memperingatkan kapitalis bahwa negeri ini tidak hanya tentang uang dan kekuasaan.Â
Seharusnya pada era kebebasan berpendapat kini kaum milenial lebih mempunyai banyak ruang untuk bersuara tanpa ada perasaan khawatir atau takut, namun tetap dengan catatan suara-suara yang di gaungkan adalah suara yang telah dilandasi oleh riset intelektual serta kekayaan literasi sehingga tidak hanya menjadi suara-suara yang sumbang ketika dilantangkan.Â
Menjadi sebuah permasalahan pula ketika kaum milenial kini sangat kecil minatnya untuk berliterasi yang mana pada dasarnya hal tersebut adalah landasan utaama ketika seseorang ingin mempertajam pola dan kerangka berpikirnya untuk menciptakan sebuah idealismenya sendiri.Â