Mohon tunggu...
JOHN ZAMORA
JOHN ZAMORA Mohon Tunggu... -

John Zamora adalah sebuah nama kreatifitas dalam dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pejabat dalam Gengsi, Wibawa, dan Pola Makan

12 Desember 2013   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pejabat dalam Gengsi, Wibawa dan Pola Makan

Pernahkah anda menghadiri sebuah pesta, pesta pernikahan, sunatan, selamatan atau syukuran lainnya? Cobalah anda lihat pola makan orang-orang disana. Yang perlu kita perhatikan bukan cara dia makan apakah menggunakan sendok atau tangan. Akan tetapi adalah bagaimana mereka menyisakan makanan dalam piringnya. Pesta selain untuk merayakan sesuatu dan menjalin silaturahmi juga sebagai ajang pamer dan jual gengsi. Maka tak salah jika sebagian masyarakat kita sebelum pergi ke pesta akan mengenakan pakaian pamungkas yang bisa dibilang pakaian super. Maka tak heran segala pernak-pernik ataupun aksesoris dimanfaatkan gunanya pada saat itu.

Kembali kita kembali kepada pola makan yang tidak baik yang dicontoh oleh segilintir orang yang mengatasnamakan gengsi atau apalah namanya. Pesta atau syukuran baik yang digelar dalam lingkup yang super mewah ataupun biasa-biasa saja tetap saja menyisakan masalah yakni terbuang sia-sianya makanan. Penulis tidak bermaksud menyatakan secara general, akan tetapi yang lazim terjadi adalah banyak dari para undangan yang berpangkat katakanlah pejabat menyisakan makanannya. Alasan yang ilmiah dari tradisi ini juga belum penulis temukan. Akan tetapi penulis mendapat info dari beberapa orang bahwa menyisakan makanan dalam hidangan adalah sebagai simbol gengsi dan wibawa. Mungkin juga mereka beranggapan bahwa mereka terlihat lebih terpandang, bermartabat dan berwibawa jika mereka menyisakan makanan dalam piring mereka.

Terlepas dari betul atau tidak alasan ini ada satu hal yang patut kita pelajari bahwa pola hidup kita adalah boros dan berlebih-lebihan. Bayangkan saudara kita yang di Somalia sana, untuk mendapatkan sesuap nasi saja mereka payah apalagi makan enak seperti pejabat kita. Kondisi kontras justru terjadi di temapt kita dimana makanan kita sia-siakan. Coba kita hitung berapa jumlah makanan yang terbuang dan kita kalkulasikan dengan uang. Mungkin mendekati setengah kita hanya membuang uang kita sia-sia. Mari kita lihat info penting tentang makanan yang terbuang sia-sia ini yang penulis ambil dari internet.Ternyata sepertiga makanan yang itu terbuang sia-sia.

Ini dia fakta dunia tentang makanan yang terbuang tersebut : Per tahun diperkirakan sebanyak empat miliar ton makanan dibuat. Sepertiganya akan terbuang percuma.Secara teori seperempat dari yang terbuang itu bisa memberi makan 842 juta orang kelaparan di dunia.Setiap tahun, konsumen di negara-negara kaya membuang 222 juta ton makanan yang sebenarnya bisa memberi makan satu Benua Afrika.. Produksi makanan yang kemudian terbuang itu menghabiskan 250 kubik kilometer air yang setara dengan air di 4.5 miliar bak mandi. Coba kita kalkulasi berapa banyak Negara kita menyumbang untuk hal tersebut?

Untuk itu kepada para pejabat baik yang tinggi mapun level desa, orang-yang berpangkat atau pun orang kaya, marilah kita terapkan pola hidup hemat dengan tidak menyiakan makanan kita. Lupakan tentang gengsi dan wibawa yang katanya ada pada pola menyisakan makanan. Wibawa adalah tergantung pada anda sendiri bukan pada makanan. Pikirkan saudara kita yang kurang beruntung yang mencari sesuap nasi dengan amat susah payah. Sementara kita membuang-buang makanan dengan cara yang elegan….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun