Mohon tunggu...
Jonru Ginting
Jonru Ginting Mohon Tunggu... wiraswasta -

Content Writer, Socmed Activist | Penerima penghargaan Super Blog (juara tahunan) di ajang "Internet Sehat Blog Award 2009" | Blog pribadi: www.jonru.com | Twitter: @jonru | Instagram: @jonru | Channel Resmi Telegram: @infojonru

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teman Fesbuk (Tak Selamanya) Laik Dis Yooo...

11 Januari 2012   09:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:02 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gara-gara sebuah iklan kartu seluler, istilah "teman fesbuk" dan "laik dis yooo..." (Like This Yooo...) tiba-tiba menjadi sangat terkenal. Pada iklan tersebut diceritakan tentang seorang gadis desa yang bisa makan gratis, tumpangan mobil gratis dst di Jakarta, hanya gara-gara dia punya banyak teman yang kenalan lewat Facebook.

Iklan ini membuat saya sangat tergelitik untuk berkomentar. Sebab sepanjang pengetahuan saya, "teman Facebook" sangat beda jauh dengan "teman komunitas blog" atau "teman komunitas penulis" atau teman-teman komunitas lainnya.

Bagi teman-teman yang sudah terbiasa hidup di dalam komunitas, tentu paham bahwa komunitas bisa menjadi sarana silaturahmi yang sangat efektif. Misal kita baru pertama kali datang ke suatu kota, lalu bertemu dengan teman satu komunitas yang selama ini hanya bergaul di internet. Walau baru pertama kali bertemu, tapi bisa langsung akrab dan saling percaya.

Yang seperti ini memang sudah sangat lazim terjadi di dunia komunitas. Saya pun sering mengalami :)

Tapi "teman Facebook"????

Facebook BUKAN sebuah komunitas. Sebab komunitas biasanya bersifat eksklusif, anggotanya "terbatas". Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia boleh bergabung di komunitas tertentu.

Sementara Facebook adalah sebuah "kerumuman" yang bersifat inklusif. Kita bisa berkenalan dan akrab dengan siapa saja tanpa kecuali, dengan batasan-batasan yang tidak jelas, bahkan mungkin tanpa batasan sama sekali.

Karena nyaris tanpa batasan itulah, maka membangun kepercayaan terhadap teman Facebook tidak semudah membangun hal yang sama untuk teman komunitas. Di Facebook, teman kita bisa berasal dari mana saja, dari golongan mana saja, dari orang yang paling baik hingga yang paling jahat.

Di Facebook banyak orang baik bahkan dermawan. Itu pasti. Tapi kita juga tak bisa menutup mata bahwa di Facebook pun banyak orang jahat.

Masih ingat kasus seorang pria yang menikahi seorang pria juga, karena "istrinya" memalsukan jenis kelamin? Atau kasus sejumlah anak remaja yang menjadi korban pencabulan dari teman Facebooknya? Juga kasus-kasus lain yang jumlahnya tidak sedikit? Demikian tidak sedikitnya, sehingga media massa kita membuat sebuah istilah baru yang bagi saya cukup menyeramkan, "Korban Facebook". Seolah-olah Facebook merupakan sebuah lembaga kejahatan :-D

Maaf jangan salah sangka. Saya bukan bermaksud pesimis dan curiga terhadap teman-teman yang kenal lewat Facebook. Saya hanya ingin memberi opini, bahwa "teman Facebook" tidak sama dengan "teman komunitas". Kita harus tetap waspada, tidak boleh terlalu gampang percaya dan akrab dengan teman yang dikenal lewat Facebook.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun