Pernahkah anda mengalami situasi, dimana seorang Salesman Mobil sibuk menelepon anda sementara anda sendiri sedang berada dalam kesemrawutan macet ditengah jalan atau didalam tol mencoba mencari celah untuk dapat sampai ditujuan sesegera mungkin?, saya yakin akhir dari pembicaran tersebut kurang baik bahkan bisa jadi menimbulkan kekesalan disertai dengan 'umpatan' bahkan tidak jarang diakhiri dengan caci maki :)
Situasi tersebut menggambarkan bagaimana keterkaitan sistem ekonomi di pusat-pusat kota di Indonesia sudah sedemikian rumit. Kota-kota besar Indonesia semakin hari semakin macet, tetapi penjualan mobil dari tahun ke tahun semakin meningkat bahkan di prediksi Indonesia akan segera menjadi Negara Penjual Mobil Terbesar di Asia tenggara mengalahkan Thailand dengan penjualan melebihi 1 Juta Unit Setiap tahun.
Luar Biasa sekaligus memprihatinkan. Â Sangat wajar jika suatu saat Jalan Raya di kota-kota besar Indonesia tidak mampu dan tidak cukup untuk dilintasi kendaraan yang ada alias BUNTU, jika tidak segera dicarikan solusinya.
Di sisi yang lain, Penjual Mobil atau sering disebut "SALESMAN" tentu tidak serta merta berhenti  "JUALAN" dan membiarkan dapurnya berhenti ngebul. Mau Macet atau tidak Macet tetap harus bekerja, siang malam berkejaran dengan target.
Sejatinya tidak ada yang salah dengan pekerjaan SALESMAN MOBIL, dan mereka bukanlah penyebab problem kemacetan di Kota-kota Besar Indonesia. Â Sebagai Seorang profesional tentu Salesman akan terus sekuat tenaga mengejar target bahkan melebihi target. Persoalan apakah Mobil Semakin Banyak dijalanan tetapi pertambahan Jalan Raya sangat lambat kemudian tidak adanya regulasi yang memadai soal keberadaan dan kepemilikan Kendaraan Bermotor tidak ada hubungannya dengan Salesman.
Intinya adalah "JANGAN BENCI SALESMAN KARENA MACET" hehehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H