Mohon tunggu...
Jonny Ricardo Kocu
Jonny Ricardo Kocu Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pengajar dan Penulis Lepas

Suka Membaca dan Menulis. Tertarik pada Politik & Pemerintahan, Sosial Budaya, dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hype Menjadi ASN bagi Orang Asli Papua: Sejarah dan Kesadaran Kolektif Tentang Profesi, Kelas dan Status Sosial

14 Oktober 2024   16:17 Diperbarui: 18 November 2024   13:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 * Jonny Ricardo Kocu

"Tulisan ini menganalisis fenomena Hype (kehebohan) menjadi ASN dalam kalangan OAP dengan pendekatan Sejarah  dan konstruksi sosial. Tulisan ini bukan mendebatkan bahwa Profesi ASN lebih baik dari profesi lain, atau membandingkan besaran gaji, atau mengatakan hal yang jelek tentang Profesi ASN. Melainkan, tulisan menjelaskan (mencari jawaban) " Mengapa pandangan masyarakat Papua (konteks Kabupaten Maybrat) menganggan pekerjaan atau profesi yang menunjukan kesuksesan, dan keberhasilan adalah menjadi ASN. Sehingga, tulisan ini berupaya menganalisis dan menjelaskan mengapa pandangan seperti itu tumbuh dan langgeng dalam masyarakat "

Cerita tentang pengumuman hasil tes CPNS 

Beberap hari lalu, ibu saya menelpon dan bercerita kepada saya. Dalam cerita itu, ada perkatan " orang-orang tanya, kau tidak tembus pegawai ( karena pengumuman hasil kelulusan CPNS 2021 Kabupaten Maybrat). Ibu saya menjawab : anak itu (saya) dia tidak ikut tes, dia lagi nyaman sementara dengan pekerjaan dia di kota. Karena percakapaan ini, membuat saya muak, sekaligus melihat apa yang muncul dalam timeline facebook sebelum dan sesudah pengumuman hasil kelulusan tes CPNS tahun anggran 2021 di kabupaten Maybrat, bahkan secara khusus ramai juga di halaman facebook Maybrat news (disamping informasi seputar politik pilkada 2024, yang banyak diposting).

Kisah lain yang menarik (tapi membuat saya sedih dan malu) adalah seorang ibu di salah satu wilayah kabupaten Maybrat, yang merasa kecewa, karena anaknya tidak tembus sebagai pegawai negeri, sehingga menebang beberapa pohon untuk memalang dan menutupi akses jalan utama di wilayah mereka. Hal ini membuat saya berpikir dan bertanya, mengapa profesi ASN begitu menarik dan penting bahkan dianggap sebagai kesuksesan seseorang ? sedangkan, tidak tembus atau tidak menjadi ASN adalah kekecewaan dan kegagalan memalukan? Mungkinkah ada miskonsepsi dan kekeliruan dalam melihat profesi dan kesuksesan dalam Masyarakat kita ? Untuk itu, dalam tulisan ini saya mencoba mengupas dan menganalisis fenomena "Hype Menjadi ANS ". Sebelum lebih jauh, saya menyampaikan term kata Hype adalah Kehebohan : Publisitas yang berlebihan. Artinya suatu kondisi dimana, sesuatu yang (mungkin) biasa saja, tetapi dibesar-besarkan, diheborkan serta dipublikasihan secara heboh.

Definisi Sukses : Menjadi Tuan adalah berprofesi ASN

Saya tidak pernah ikut tes CPNS, tetapi mungkin suatu waktu saya akan ikut tes CPNS. Sehingga, pembahasan dalam tulisan ini bukan soal memperdebatkan profesi menjadi Apparat Sipil Negara (ASN) atau profesi lain. Tetapi, Dalam tulisan ini bertujuan menganalisis mengapa kebanyakan OAP (orang tua, keluarga/masyarakat dan para sarjana) melihat profesi ASN sebagai sesuatu yang HYPE. Sepanjang pengalaman saya, banyak menjumpai pandangan Masyarakat yang mengatakan " mungkin itu yang ada di kepala mereka " bahwa profesi pekerjaan adalah menjadi ASN, di luar itu bukan pekerjan. Bahkan dalam konsep profesi pekerjaan orang/suku maybrat. Menjadi " Rae Ati (manusia sejati) dan Tuan (Pegawai) " adalah berprofesi sebagai ASN. Pandangan ini secara massif tertanam di kalangan kaum terdidik, sehingga pasca wisuda kebanyakan menunggu formasi penerimaan CPNS di lingkup pemerintah daerah.

Saya juga mengikuti dinamika pasca tes CPNS 2021 di kabupaten maybrat, banyak yang tidak sabar menunggu pengumuman (tentu hak peserta tes), tetapi ada sikap tidak sabar, dan itu banyak dituangakan di dalam halaman facebook (maybrat new), selain mempertanyakan, makian juga dilontarkan oleh beberapa peserta tes CPNS 2021. Makian bukan saja ditunjukan pada institusi pemerintah yang berwenang, tetapi beberapa merujuk pada person pejabat di instansi terkait. Bagi saya, ini bukan sekedar menuntut keterbukaan informasi dan kesesuaian jadwal pengumuman, melainkan menunjukan " Hasrat tinggi " ingin menjadi ASN. Hasrat seperti itu, tidak muncul dari ruang hampa, tetapi didorong oleh kondisi dan pandangan tertentu dalam Masyarakat (lingkungan sosial).

Pasca pengumuman, hypenya terlihat jelas di timeline media sosial terutama facebook. Tentu, tiap orang berhak merayakan keberhasilan. Namun, perayaan dan hype yang muncul di time facebook, turut menggambarkan fenomena " Orang Asli Papua, Profesi ASN dan Definisi Kesuksesan". Bagi saya ini sebuah masalah.

Sejarah Profesi Formal Orang (Papua) Maybrat : Menciptakan Kesadaran kolektif, Status dan Kelas Sosial.

Untuk memahami mengapa kegandurungan terhadap profesi ASn begitu menarik dalam masyarakat kita (Konteks Maybrat, dan papua secara umum), saya pikir, kita perlu menengok Sejarah profesi dalam masyarakat kita. Walau sejarah ini, dalam konteks suku maybrat, saya berkeyakinan bahwa relevansi dengan konteks Papua secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun