Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggugat Seleksi PTN

11 Februari 2015   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jika bentuk pilihan ganda pada soal-soal yang diujikan pada Ujian Nasional dipersoalkan, dengan semua kalimat argumentatif yang dilontarkan begitu banyak ahli dan pengamat. Maka menjadi sangat aneh kenapa bentuk pilihan ganda pada seleksi penerimaan mahasiswa baru ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) tidak pernah dipersoalkan.

Soal bentuk pilihan ganda itu dicerca sebagai bentuk ujian yang tidak membutuhkan analisis, hanya perlu menghafal, dan mengandung unsur tebak-tebakan. Orang dapat saja memperoleh nilai tinggi karena nasib baik saat menebak jawaban (hanya lima pilihan kok). Kalau ada orang seperti itu, semestinya kita berterimakasih sebab Negara ini membutuhkan orang yang selalu bernasib baik. Anda tahu, tidak ada yang bias melawan nasib baik.

Jika soal bentuk pilihan ganda adalah sesuatu yang jelek, lantas mengapa hanya bentuk soal pilihan ganda pada UN saja yang dipersoalkan?, seharusnya semua bentuk soal pilihan ganda diharamkan di Negara ini.

Bentuk soal seleksi calon PNS salah satunya pilihan ganda, pantas juga mutu PNS seperti yang kita nikmati sekarang ini.

Mengapa pula hanya UN yang dituduh  menjadi biang kerok menurunnya mutu pendidikan, mengapa PTN tidak pernah dipersoalkan?. Kita semua tahu bahwa yang kita sebut PTN terbaik di Negara ini, bahkan hanya berada pada peringkat dua ratusan lebih dibandingkan PT sedunia.

Mengapa peringkat PTN di Indonesia begitu buncit?, salah satunya adalah karena seleksi penerimaan mahasiswa baru ke PTN sangat tertutup, sangat tidak akuntabel.

Bentuk soal yang diujikan adalah pilihan ganda (menurut para ahli bentuk pilihan ganda itu jelek), panitia seleksi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengeluarkan kunci jawaban setelah ujian selesai, panitia seleksi tidak pernah terbuka mengenai berapa skor atau nilai yang diperoleh peserta. Pokonya lulus atau tidak lulus, begitu saja. Pendidikan pertama yang diberikan PTN ke calon mahasiswa adalah “ketertutupan” dan “ketidakbertanggungjawaban”. Pantaslah kalau begitu.

Tampaknya PTN itu sakral, tidak bisa disentuh, meski dibiayai uang rakyat, rakyat tidak berhak mengetahui.

Kalau hendak jujur, tidak ada kepentingan sampingan, mestinya semua soal pilihan ganda diharamkan di seluruh wilayah nusantara ini. Kecuali jika ada kepentingan lain.

Lantas apakah soal bentuk essay test adalah yang paling baik?. Pengalaman saya berhadapan dengan soal essay test justru sangat buruk. Jawaban menjadi benar hanya jika persis seperti yang tertulis di text-book, menyimpang titiknya saja alhamdulilah jawaban saya dicoret silang dengan tinta spidol merah. Jelaskan pendapat si Anu tentang ani, selalu begitu. Belum pernah soal essay test yang meminta pendapat saya mengenai sesuatu.

Baik atau buruk sangat tergantung pada manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun