Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajarkan Etika Melalui Fisika

20 Agustus 2016   13:27 Diperbarui: 20 Agustus 2016   13:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tulisan saya terdahulu di lapak kompasiana berjudul “Hapus, Pendidikan Karakter”, telah saya uraikan alasan mengapa pendidikan karakter di sekolah perlu dihapus saja. Biarlah orangtua yang memikul tanggung-jawab terbesar menumbuhkan karakter anaknya.

Tetapi tidak lantas para guru disekolah menjadi abai terhadap pertumbuhan karakter siswa, hanya saja tidak diperlukan mata pelajaran khusus pada jam khusus. Semua mata pelajaran, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Ekonomi, sosiologi, Kesenian, Bahasa, Olah-raga, dan lainnya dapat dan harus dibuat menjadi sarana menumbuhkan karakter siswa.

Cerita saya ke siswa: Newton mengumpulkan data pengamatan gerak planet, baik hasil pengamatannya sendiri maupun hasil pengamatan orang lain. Kumpulan data itu dipelajari, dicari pola umum, dirumuskan ke dalam satu set hukum, set hukum tersebut diuji konsistensinya terhadap eksperimen lain, ternyata tidak konsisten, rumusan set hukum harus dibuang. Langkah diulang dari awal, entah berapa kali dan berapa lama, atas sumbangan Newton, umat manusia kini memiliki seperangkat set hukum yang disebut “hukum kuadrat terbalik, square inverse”. Itu membuat manusia mampu memprediksi gerhana, memahami pasang-surut laut, mengirimkan wahana ke Bulan dan ke Mars, membuat satelit mengorbit, dan banyak lainnya.

Nasehat saya ke siswa: Biasakan membuat kesimpulan berdasarkan data dan fakta, bukan berdasarkan isu dan gossip. Jika kesimpulan awal yang kau buat salah, akui dan lalu ulangi, ulangi lagi, dan lagi, artinya berjuang terus tidak mau menyerah. Jangan menanti ilham atau menunggu wangsit. Sifat ini berlaku di semua mata pelajaran, di semua bidang kehidupan, entah nanti di masa depan engkau menjadi apa, apapun itu.

Penjelasan saya ke siswa: Hukum kuadrat terbalik itu sederhana, bahwa gaya interaksi antara dua massa adalah berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak pisah pusat massa kedua benda itu, perumusannya begini, saya tulis perumusan hukum grafitasi Newton, beserta seperangkat set aturan.

Kini saya minta kita konsisten terhadap hukum ini, dan menggunakannya untuk mencari solusi dari sejumlah masalah. Ini sekaligus sebagai latihan untuk membiasakan diri konisten dan taat asas, melatih dan meningkatkan ketelitian, dan memperbaiki daya tahan dalam berpikir.  Lihatlah contoh soal di halaman sekian nomor sekian. Seperti yang dilakukan Newton, Kau telitilah lebih dahulu data apa yang tersedia di soal, kemudian konsistenlah menggunakan perangkat hukum yang sesuai, tidak perlu takut kau melakukan kesalahan penalaran. Selama kau konsisten dan taat asas, percayailah hasil yang kau peroleh.

Di luar fisika, banyak hal yang bisa disampaikan ke siswa secara bersamaan dengan ilmu fisika itu sendiri.

Ketika Ujian Tengah Semester: Kini saatnya kita untuk melatih komitmen tentang kejujuran, itu tujuan utama ujian ini. Tentang kejujuran, bukan tentang dosa yang kita bicarakan, tetapi tentang manfaat jangka panjang. Mensontek mungkin memberikan manfaat seketika bagi dirimu, nilai ujianmu bagus. Itu menyebabkan kau ketagihan melakukannya lagi dan lagi dan lagi sampai mensontek itu menjadi kebiasaan yang menyatu dengan jiwa-ragamu. Nilai-nilaimu selalu bagus, terlihat seolah-olah kau menguasai semua mata pelajaran, seolah-olah. Tanpa kau sadari, kebiasaan itu mematikan hasrat dan motivasi belajarmu, itulah awal dari malapetaka di masa depanmu.

Karena ujian ini adalah latihan kejujuran, maka saya tidak akan mengawasi kalian seperti polisi mengawasi pencopet. Saya percaya kita sudah sepakat bahwa mensontek itu hanya memindahkan masalah ke masa depan. Silahkan mulai. Saya duduk tenang membaca di meja depan.

Hasil Ujian Diumumkan :Ke siswa yang nilainya baik saya berikan tepukan kecil di bahu. Ke siswa yang nilainya buruk saya sampaikan bahwa hal ini adalah sebuah pernyataan bahwa anda masih perlu lebih giat, lebih fokus, lebih memotivasi diri. mari kita lihat nilai yang kurang ini sebagai kesempatan melatih daya tahan dan daya juang agar menjadi lebih tinggi. Dua minggu dari sekarang, kita ujian lagi. Dalam dua minggu ini, saya biarkan kalian semua belajar sendiri, lakukan dan lakukan dan lakukan lagi. Dua minggu dari sekarang anda semua menjadi manusia yang lebih tangguh dibandingkan sekarang, selamat berjuang.

Lantas apakah hasilnya selalu baik?, tentu saja tidak. Tetapi memang hal seperti ini mesti dilakukan konsisten, serentak, dan serempak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun