Nah, kita perlu berpikir dan menganalisis dengan cara yang berbeda. Seperti ini: Jika TNI sudah melibatkan diri, berarti kedaulatan negara sedang terancam.Â
Melihat bahwa perwira-perwira tinggi TNI saat ini bukan lagi produk dari dwi fungsi, maka layak dipercayai bahwa TNI melibatkan diri bukan bermaksud untuk mengembaikan dwi fungsi seperti zaman ORBA dahulu kala.Â
Lebih mungkin untuk mempercayai bahwa TNI turun gunung adalah disebabkan memang kedaulatan negara sedang terancam. Masalahnya adalah, kita yang rakyat kebanyakan tidak memiliki daya penglihatan yang mampu menembus sekat-sekat yang menyembunyikan sesuatu, tetapi TNI memiliki kemampuan seperti itu. Publik hanya bisa melihat HRS dan FPI, selebihnya tidak.
Lantas bagaimana pula caranya HRS beserta massa dibelakangnya, katakanlah memang mencapai sepuluh juta orang, mampu mengancam kedaulatan dari 240 juta lebih yang lainnya?
Jika hanya HRS dan FPI memang tidak mungkin. Mungkin saja mereka dapat meletupkan api permusuhan di banyak tempat, tetapi POLRI yang bertanggungjawab memadamkan itu, bukan TNI.
Lha, jika begitu, kenapa TNI turun gunung, pasukan yang turun itupun selain khusus juga spesial. Jawabannya ya kedaulatan negara sedang terancam. Lantas, apa atau siapa yang mengancam?
Seperti yang saya sebutkan di atas, TNI terutama pasukan khususnya itu, pasti memiliki informasi-informasi dari ruang-ruang tersembunyi, informasi yang oleh publik tidak terlihat dan tidak dipahami.Â
Mata publik hanya bisa melihat sesuatu di bawah terangnya sinar matahari. Sedangkan pasukan khusus itu mampu menggali informasi hanya dari bau angin yang bertiup dan dari kepakan sayap kupu-kupu.
Jika melihat sepak terjang HRS dan FPI, yang lantang berteriak revolusi, mengumbar ancaman, mengumbar makian kepada pemerintah, dan semua dilakukan di ruang terbuka, tindakan  seperti itu menunjukkan ciri-ciri dari sebuah pion, ya mereka hanya pion, yang dengan mudah dapat dikorbankan untuk melindungi raja. Lantas, siapakah sang raja itu?
Siapakah benteng, mentri, kuda, perwira, terutama siapakah raja, yang menggerakkan pion-pion ini, informasi itu tidak bisa diperoleh jika pion-pion itu dibabat habis sejak awal. Sang raja akan menciptakan pion-pion yang lain.
Begitulah alasan yang paling masuk akal, mengapa selama ini pion itu seolah-olah dibiarkan bebas bergerak tanpa hambatan. Semakin jauh pion bergerak dari sang raja, semakin terlihat siapa sang raja itu. Sang pionlah yang menuntun perjalanan untuk menemukan sang raja.