Apakah sifat dan karakter diturunkan dari ayah ke anak kemudian ke cucu lalu ke cicit diteruskan ke buyut dan seterusnya?. Apakah kehormatan seorang kakek dapat diwariskan ke cucunya? apakah kakek yang terhormat otomatis memiliki cucu yang terhormat pula?
Jika kita tilik ilmu pengetahuan, genetika, maka jawabannya tidak. Sebab menurut genetika, yang diturunkan bapak ke anak lalu ke cucu dan seterusnya adalah anatomi tubuh, sedangkan sifat dan karakter diperoleh melalui pengasuhan. Yang diturunkan melalui gen seperti rambut keriting, rahang persegi, mata sipit, kulit hitam, dan lain-lain. Yang kita peroleh melalui gen itu di luar kendali kita dan itulah takdir, sedangkan nasib berada di lingkup kendali kita, nasib bukan takdir.
Boleh jadi ayah yang cerdas memiliki anak yang cerdas, tapi itu bukan karena kecerdasan diwariskan. Hal itu karena ayah yang cerdas itu mengasuh anaknya dengan cara yang cerdas, atau kecerdasan si anak adalah karena dia diasuh dengan cara yang cerdas. Tidak semua ayah cerdas mampu mengasuh dengan cara yang cerdas, itu sebabnya kita sering melihat anak yang putus sekolah padahal bapaknya guru besar.
Begitu juga kakek yang terhormat dapat memiliki cucu yang terhormat, tetapi itu bukan karena kehormatan diwariskan. Cucu yang terhormat itu karena diasuh penuh kehormatan oleh kakeknya yang terhormat.
Genetika itu semestinya membuat kebanyakan dari kita bergembira-ria, sebab dapat menghapus sangat banyak mitos-mitos yang menderitakan. Bayangkan, kemiskinan bukan takdir, kecerdasan bukan takdir, kehormatan bukan takdir, kekayaan bukan takdir, kemuliaan bukan takdir, kesehatan bukan takdir, penderitaan bukan takdir. Semua itu tidak diwariskan ke kita dari leluhur kita.
Jika kini saya tetap miskin, itu bukan karena diwariskan ke saya dari bapak saya. Kemiskinan saya semata-mata karena tidak ada tindakan yang saya lakukan untuk keluar dari lingkaran kemiskinan tersebut. Jika hingga kini anda tetap bodoh, kebodohan itu tidak diwariskan dari ayah anda, itu semata-mata karena tidak ada tindakan yang anda buat untuk keluar dari lingkaran kebodohan itu.
Genetika sudah terbukti oleh dan melalui banyak hal, melalui riset di alam maupun melalui riset laboratoris. Genetika juga sudah menghasilkan banyak hal sangat berguna seperti meningkatkan produksi pangan dan memperbaiki mutu kesehatan umat manusia. Di masa depan, genetika masih akan tetap memberikan sumbangan besar pada kehidupan manusia.
Maka kita sudah layak untuk percaya bahwa sifat baik seperti penuh kasih, toleran, suka menolong, menghargai perbedaan, panjang sabar, menghormati kemanusiaan, dan banyak yang lainnya, kita dapatkan bukan dari warisan tapi dari pengasuhan. Tidak ada keharusan menaruh hormat ke seseorang hanya karena orang itu memiliki kakek orang terhormat. Saya pengagum Soekarno, tetapi tidak lantas saya harus menjadi pengagum keturunannya, no.
Nah, menjadi pertanyaan, wajibkah menghormati seseorang hanya karena orang itu entah di ujung ranting yang mana, berada di pohon silsilah keturunan nabi?
Nalar dan ilmu pengetahuan menyatakan tidak, sebab kenabian tidak diwariskan. Saya tidak paham mengapa ada yang berpendapat ya. Walau begitu, pendapat itu tetap saya hormati, karena kebebasan berpendapat adalah bagian dari hak asasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H