Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Beberapa Keajaiban Indonesia

15 Oktober 2014   20:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dicermati berita keseharian baik itu di TV, di koran, di tabloid atau di majalah, ternyata sungguh sangat banyak hal-hal ajaib yang terjadi di Indonesia ini. Beberapa contoh di bawah ini

Kejaiban pertama : Bahwa di Asia, Indonesia adalah peringkat ketiga dalam hal jumlah banyaknya penduduk, Tiongkok dan India pada urutan pertama dan kedua. Tetapi Indonesia menduduki peringkat ke-16 pada Asian Games yang baru saja usai. Lantas bagaimana peringkat Asian Games ini masuk menjadi sebuah keajaiban?. Sederhana saja, sebab Asian Games itu bukan sekedar perlombaan atau adu otot, adu cepat, adu tinggi, atu adu-adu lainnya. Sesungguhnya Asian Games itu adalah adu kecerdikan antar bangsa. Kecerdikan mengorganisir, kecerdikan mengelola dana, kecerdikan mengatur jadwal latihan, kecerdikan memotivasi, kecerdikan-kecerdikan lainnya. Jadi disimpulkan bahwa di tingkat Asia, kecerdikan bangsa Indonesia itu berada pada urutan ke-16.

Keajaiban nomor dua : Itu tentang rekonsiliasi antara seorang ibu dengan seorang bapak. Tiga ratus juta lebih manusia yang berpijak di bumi Indonesia nasibnya hanya ditentukan oleh “apakah rekonsiliasi ibu itu dengan bapak ini bisa terjadi”. Nasib yang tiga ratus juta lebih itu juga digantungkan pada “mengetuk nurani koalisi anu”. Hebaaaaat …..

Keajaiban nomor tiga: Ini tentang Amerika Serikat dan Tiongkok. Pasalnya begini : pada saat ekonomi AS terpuruk, itu menjadi salah satu alasan mengapa ekspor menurun. Kini ketika ekonomi AS membaik, itu membuat khawatir bahwa dana investasi akan mengalami arus balik menuju AS, dan itu akan menimbulkan kesulitan likuiditas yang serius di dalam negeri. Begitu juga Tiongkok : ketika ekonomi Tiongkok melesat naik hasilnya adalah pasar domestik dibanjiri produk-produk dari sana. Kini saat ekonomi Tiongkok melambat, membuat ekspor ke sana menurun. Jadi bagaimanpun situasi di luar sana, selalu akan membuat kesulitan di sini. Bismillah.

Keajaiban nomor empat: Ini tentang subsidi BBM untuk orang miskin. Di Batam pada tahun-tahun sebelumnya kebutuhan BBM itu mencapai 42 ribu kiloliter saban hari. Begitu penyelendupan BBM dirazia habis-habisan ternyata 20 ribu kiloliter saja sudah mencukupi kebutuhan harian. Jadi sudah sangat lama 22 ribu kiloliter BBM bersubsidi adalah untuk memperkaya seseorang yang sampai rekeningnya mencapai triliunan rupiah. Itu baru hanya di satu kota saja. Sebelumnya sudah tertangkap hal yang sama di Papua. Keajaiban itu adalah : 50% BBM bersubsidi itu hilang lenyap menjadi bancakan segelintir orang. Who are them ?. as you know they are …….

Keajaiban nomor lima :sampai ke Tuhan-pun saya akan banding”, kata seorang terpidana korupsi suap-menyuap. Sangat sulit membayangkan, lebih tidak mungkin untuk melihat, bagaimana cara roh-nya orang ini akan mengajukan protes ke Tuhan di singgasanaNya di surga, sebab hampir pasti roh teman kita ini akan terlempar ke neraka. Mungkin teman kita ini berharap bisa mengerahkan teman-temannya dari neraka untuk secara bersama-sama melakukan demonstrasi menantang Tuhan. God must be crazy …..

Kejaiban nomor enam: Baik nilai rupiah maupun persentase terhadap APBN, anggaran pendidikan nasional itu sudah melesat sangat jauh dibandingkan tahun-tahun 90-an. Ajaibnya adalah biaya kuliah makin mahal dan mutu pendidikan nasional melorot terus-menerus. Ponakanku yang baru masuk PTN melalui jalur SBM PTN 2014 di Fakultas Kedokteran, musti membayar biaya kuliah 23 juta rupiah tiap semester. Nilai itu seratus kali lipat dari uang kuliah saya tahun 80-an.

Dan sejumlah keajaiban lainnya, lebih baik tidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun