Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lurah Susan dan Berqurban

30 September 2013   09:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Heboh lurah Susan belum reda. Jokowi dan Ahok tetap mempertahankan Susan sebagai lurah, bukan karena dia nonmuslim. Tapi karena dia lurah yang telah dipilih melalui proses yang berlaku pada umumnya, yang tidak mempertimbangkan agama, jenis kelamin, etnik, dan keyakinan untuk jabatan publik itu.

Para penentang tidak berhenti berjuang menjatuhkan Lurah Susan. Sesuatu yang sah saja dalam alam demokrasi, asalkan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan hukum. Hanya saja demo yang berkepanjangan ini tak membawa akibat baik bagi pendemo dan juga bagi Lurah Susan.

Para pendemo sempat gembira karena merasa mendapat dukungan dari Menteri Dalam Negeri Gumawan Fauzi. Tapi belakangan, Mendagri menegaskan bahwa dia tak menentang penunjukkan Susan sebagai lurah, kendati dia nonmuslim.

Saya menikmati debat tentang Lurah Susan di media dan media sosial. Sebagai debat public di media public, debat ini masih asyik . Debat masih dalam batas sopan, dan cerdas. Saya kira debat di media umum dan media sosial seperti ini perlu dibiasakan.

Debat seperti ini membuat masyarakat ikut berfikir, dan meluruskan cara berfikir bagi yang menganggap dirinya masih berfikir bengkok. Sedangkan bagi pejabat, debat terbuka ini membuat mereka harus berfikir lebih banyak sebelum mengeluarkan pernyataan, agar sesuai dengan akal sehat, hukum, nalar, dan konstitusi.

Saya mengamati, debat publik di media sosial memberi ruang kepada pendukung SARA hanya sedikit. Artinya, mereka kehilangan alasan yang masuk akal untuk meyakinkan public bahwa pendapat mereka benar. Sehingga dukungan di media sosial tidak banyak bagi mereka.

Sebaliknya, para pendebat yang mempunyai nalar baik, sopan, dan sesuai akal sehat mendapat dukungan besar di media sosial. Ini hal yang menggembirakan di Indonesia, negeri tercinta ini.

Masih dalam kaitan menegakkan konstitusi, saya mengimbau kepada muslim yang banyak uang dan berniat untuk menyalurkan hewan Qurban melalui kantor Lurah Susah. Selanjutnya, biarlah Lurah Susan menyalurkan hewan Qurban ini kepada warganya yang muslim di sana.

Antarkan hewan qurban Anda ke kantor Lurah Susan. Jika banyak yang mengantarkan hewan ke kantor Lurah Susan, dia bisa meneruskan atau memberikan kelebihan hewan qurban ke lurah tetangga.

Sudah saatnya kita hidup damai dan saling lempar senyum kepada semua warga negara apapun kelaminannya, entiknya, atau agamanya, atau keyakinannya.

Bukankah tujuan hidup adalah untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun