Mohon tunggu...
Jon Kadis
Jon Kadis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobby baca, tulis opini hukum dan politik, sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Antara Covid dan BPJS, Pilih Mana?

20 Maret 2022   14:36 Diperbarui: 20 Maret 2022   15:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa pandemik, bukan  hanya takut covid, tapi takut Tuhan ! Jika teridap covid maka dibiayai negara, sedang jika sakit biasa, dibiayai sendiri atau BPJS.

Menurut pakar virus Prof Yuwono, varian covid itu ada 30, dan virus yang viral bernama Omicron.

Jika begitu, maka bisa disimpulkan bahwa 30an varian itu lahir pada saat bersamaan, dan 29 itu hidup menyatu bersama Omicron (total 30). Berita viral tentang Omicron dan kawan-kawannya itu sudah berlangsung sebulan, dan rasanya mulai redup. Itu berarti 30an itu redup semua. Beranikah dikatakan bahwa 30 varian covid itu sudah TKO? Boleh saja, boleh juga tidak.

Tapi ada kasus minggu ini di sebuah kota kabupaten di NTT, ada pasien flue ke RS, dicek, eh ternyata teridap covid ! Koq bisa? Yah bisa saja, virusnya belum mati pada kondisi kurang imun tubuhnya. Kedua, bisa juga itu flue biasa, tapi, maaf nih, anggaran negara untuk berantas covid belum habis pada tahun 2022 ini. Politik penggunaan anggaran. Jadi ya, covid! Di posisi ini, pasien yang tidak pernah bayar iuran BPJS, maka patut disyukuri, karena Negara bayar biaya pemulihan kesehatan saya to! . Apalagi misalnya sudah menunggak iuran bpjs selama 2(dua)tahun lebih masa pandemik.

Tapi kehidupan ini 'kan bukan hanya tentang sakit dan sehat, tapi tentang hidup hari ini dan esok. Tentang cinta, perdamaian, perjuangan dan sebagainya. Tapi hati-hati, waspada ! Kenapa? Jika anda tidur nyenyak malam ini, mimpi enak sekali semisal melayang ke ruang angkasa, begitu ada niat mau lihat saudara di tempat jauh lalu otomatis berada di situ, melayang layang di plafond rumahnya, anda bicara tapi ia tidak dengar karena anda "roh", itu tandanya malam ini anda sudah mati dan ragamu tidak akan bangun minum kopi pagi lagi esok pagi, tapi dibawa ke kuburan. Selesai ! Di kuburan itu jutaan virus tadi, bukan hanya covid, menghancurkan tubuh hingga menjadi tanah. Di kuburan itu tertulis nama anda di batu nisan, "Telah meninggal dalam damai".

Lalu roh tadi kemana? Kalau semasih hidup di dunia anda pernah berdoa rutin di hadapan Tuhan, berdoa dalam roh, maka roh anda berjumpa surga, ada bersama Tuhan. Sebaiknya jika selama hidup anda tidak pernah berdoa, bahkan merasa Tuhan tidak perlu ada, maka roh tadi masuk ke api neraka, di sana milyaran mirus yang tidak mati-mati menyantap roh anda sebagai sajian segar yang paling baru keluar dari periuk "dunia".

Kehidupan ini, setelah badai covid yang dahsyat tahun lalu, saya pikir kita jangan terlalu takut mati karena covid itu. Para rohaniwan berkata, "Dalam situasi apapun, kira harus selalu berdoa di hadapan Tuhan. Kematian raga itu sesuatu yang pasti. Karena adanya keyakinan ada hidup setelah mati, hidup dalam roh, maka selama roh itu ada di dalam raga di dunis, ucapkanlah doa di hadapan Tuhan". Itu saja.

*** sambil seruput KOPI IMUNITAS & DOA di Labuan Bajo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun