Mohon tunggu...
Joni Lis Efendi
Joni Lis Efendi Mohon Tunggu... wiraswasta, writer, kangenpreneur -

Pembelajar sederhana. Provokator kebajikan. Distributor Kangen Water, IG @joni_kangenwater | @bookpreneur | www.penerbitwr.com | www.kangenwater-id.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melanjutkan Dinasti SBY 2014

25 Mei 2012   10:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa calon Partai Demokrat (PD) yang paling santer diapungkan untuk maju pada Pilpres 2014? Pertanyaan ini seolah menjadi teka-teki mengingat belum ada figur internal partai yang sanggup mengimbangi Sang Ketua Dewan Penasihat PD, siapa lagi kalau bukan SBY. Jika memang tidak ada yang sepadan dengan beliau, mengapa tidak mengambil orang yang sangat dekat dengan SBY yakni, Ani Yudhoyono?

Pemikiran ini sangat realistis karena bukan suatu yang tabu di negara lain sekaliber Amerika, Pakistan dan India yang tersohor sebagai kampiun demokrasi di dunia juga melegalkan jalan bagi kerabat mantan presiden untuk maju dalam Pilpres, dan mereka ternyata terpilih. Namun apakah sistem demokrasi "dinasti" ini cocok bagi cuaca perpolitikan di Indonesia?

Jawabannya sangat memungkinkan sekali. Hal ini pernah terjadi pada era Megawati yang merupakan anak Presiden RI pertama, Soekarno. Dan, dalam hitung-hitungan politiknya sangat memungkinkan bagi Ani Yudhoyono maju dalam Pilres 2014 terlepas dari kecakapan dan jam terbang kepemimpinannya. Karena hal ini sangat berkaitan kharismatik sang suami yang juga Presiden RI keenam itu.

Jika lebih jujur melihat kepada kepentingan yang lebih luas, dan juga dengan gonjang-ganjingnya internal PD sendiri yang diterpa badai korupsi yang demikian kuat, rakyat akan melihat ini sebagai antiklimaks periode emas PD dalam percaturan politik tanah air. Kejengahan dan kemuakan rakyat yang ditandai dengan makin melorotnya kepuasaan rakyat terhadap kinerja SBY dan pemerintahannya pasti ada kaitan dengan hal tersebut.

Namun yang namanya sudah merasakan enaknya berada pada pusaran kekuasaan tertinggi negara ini, tentunya para elit PD tidak mau melepaskan masa-masa indah itu. Mereka ingin terus berada di puncak tertinggi dan berusaha mati-matian untuk mempertahankan supaya PD tetap bertahta pada Pilpres 2014. Jika tidak ada turbelensi politik yang masif dengan cerminan kondisi internal PD yang demikian ini, sulit untuk bisa menjadi partai pemenang Pimilu 2014. Karena pencitraan SBY dan PD seakan-akan sudah mencapai antiklimak dan sekarang bukan lagi menanjak tapi justru hampir terjun bebas. Apalagi jika nama-nama beken elit PD bahkan jika ketua umum dan menterinya juga terseret kasus skandal mega korupsi Hambalang, sudah dapat dipastikan 2014 adalah episode paling memilukan bagi PD.

Dengan kondisi seperti itu, masih realistiskah Ani Yudhoyono digadang-gadangkan sebagai calon presiden terkuat PD?

Jika saya diminta untuk memilih, saya akan memilih Capres yang lebih muda, berpengalaman dan tidak terjerat kasus korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun