Mohon tunggu...
Joni Lis Efendi
Joni Lis Efendi Mohon Tunggu... wiraswasta, writer, kangenpreneur -

Pembelajar sederhana. Provokator kebajikan. Distributor Kangen Water, IG @joni_kangenwater | @bookpreneur | www.penerbitwr.com | www.kangenwater-id.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dalam Genggaman Tangan Tuhan (Buku)

24 Februari 2012   08:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330070523823965263

Hidup adalah sebuah misteri dan teka-teki. Ada yang mampu menjawabnya, namun tak sedikit yang terjebak dalam dilema. Dalam kehidupan ini, pencarian hakiki bukanlah atas pencampaian tumpukan harta, jabatan tertinggi, penghormatan sosial yang agung atau ketenaran melangit. Pencarian hakiki itu ada dalam diri kita sendiri, yang muaranya pada pengakuan akan adanya kekuasaan yang Mahahebat dan Maha segala, yang dalam genggaman-Nya semua ini berawal dan terus berjalan semua atas pengaturan-Nya tanpa jedah tanpa henti selamanya, inilah Tangan Kekuasaan Tuhan.

Jika Dia berkehendak, maka jadilah. Kun fayakun. Tuhan yang telah menciptakan alam semesta, bumi dan segala fasilitas kenyamanan hidup bagi manusia. Manusia pun Tuhan yang menciptakannya dari tanah. Kita bisa merenungkan, dari triliunan bintang yang sangat panas, dan tak terhitung jumlah planet-planet yang mengitari bintang-gemintang itu, hanya ada satu planet yang nyaman dan bisa menupang kehidupan manusia, yakni Bumi. Alam semesta dan khususnya tata surya yang di dalamnya terdapat planet Bumi, sengaja telah diciptakan Tuhan yang sesuai dengan kehidupan manusia. Sungguh, ini salah satu bukti kekuasaan-Nya dan bentuk kasih-Nya kepada manusia. Apalah jadinya jika kita terdampar di planet Yupiter, yang mungkin untuk melangkah saja kita tak mampu karena begitu besar gaya gravitasinya. Atau, di planet Merkurius yang begitu dekat dengan matahari, yang jika waktu siangnya bisa membakar ubun-ubun sampai ujung kuku kaki dengan suhu ratusan derajat selsius. Tidakkah kita memikirkan hal ini?

Jika ujian dan cobaan hidup yang tiada henti mendera kita, bukankah penjagaan Tuhan atas bumi ini jauh lebih hebat ketimbang masalah kita itu? Lihatlah, kerak bumi ini hanyalah setipis kulit bawang jika dibandingkan dengan diameternya, yang di dalam lapisan bumi ada cairan pijar yang suhunya ribuan derajat selsius, yang jika meledak akan menghanguskan apapun yang ada di muka bumi. Lihatlah, ada jutaan asteroid dan milyaran meteor di lapisan luar atmosfir bumi, yang jika tersedot gaya gravitasinya akan menghujam bumi yang bisa menimbulkan ledakan dan guncangan dahsyat yang kekuataannya mungkin berpuluh atau beratus kali lipat ledakan bom atom Hirosima dan Nagasaki. Dan, Tangan Kekuasaan Tuhan telah melindungi bumi dari hantaman asteroid dan meteor itu dengan lapisan atmosfir yang mampu memecah benda angkasa itu sebelum sampai ke bumi. Sungguh, adalah sangat lebih mudah bagi-Nya mengangkat beban masalahmu itu. Namun adakah Anda bersabar dan bersyukur atas semua nikmat-Nya?

Kita manusia hanya bisa membuat rencana, walau kesudahannya belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hanya Dia yanga Mahatahu apa yanga terbaik untuk kita. Terkadang tanpa disadari, kita telah menghujat Tuhan, walau hanya dalm lirih rintihan, atas semua ketidakadilan-Nya memberikan apa yang sama sekali tidak kita inginkan. Padahal Dia-lah yang Maha Mengetahui apa saja yang terbaik untuk kita.

"Boleh jadi kita menyukai sesuatu, tapi belum tentu itu baik untuk kita. Demikian juga, belum tentu apa yang tidak kita kehendaki, akan buruk untuk kita. Sungguh, Dia Maha Mengetahui sedangkan kita tidak."

Manusia sejatinya adalah makhluk belajar, yang selalu memperbaiki dirinya menjadi lebih baik lagi. Proses ini membutuhkan waktu dan kesadaran diri untuk selalu berubah kearah yang lebih baik. Manusia belajar dari dirinya sendiri, atas pengalaman hidup yang dialaminya, dari hikmah yang didapatkannya dengan membaca kisah-kisah manusia lain, dan dari pencarian ilmu yang mengantarkannya kepada pencapaian makrifat kearifan sehingga menyadari sepenuh hati atas hikmah kehidupan ini. Sehingga ia menyadari bahwa apapun yang terjadi atas dirinya semua atas sepengetahuan dan kehendak-Nya. Setiap kejadian atas diri kita tak akan pernah luput dari pengawasan-Nya. Dialah yang Maha Mengetahui yang terbaik untuk kita. Sumber: Dalam Genggaman Tangan Tuhan, Joni Lis Efendi (ed.), Penerbit Writing Revolution

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun