Mohon tunggu...
Joni Lis Efendi
Joni Lis Efendi Mohon Tunggu... wiraswasta, writer, kangenpreneur -

Pembelajar sederhana. Provokator kebajikan. Distributor Kangen Water, IG @joni_kangenwater | @bookpreneur | www.penerbitwr.com | www.kangenwater-id.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Salam 10-0...! Revolusi Sepakbola Indonesia

28 Mei 2012   02:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kekalahan Indonesia atas Bahrain pada fase penyisihan Piala Dunia 2014 dengan skor telak 10 kosong tanpa balas seharusnya menjadi pelecut kebangkitan timnas. Sepertinya PSSI sudah mulai serius untuk membenahi buruknya performa Timnas Merah Putih dengan melakukan berbagai langkah termasuk pembinaan pemain muda, melakukan rekonsiliasi dualisme kompetisi liga profesional domestik dan mengikutkan timnas di sejumlah turnamen untuk melatih kematangan mental, pengalaman dan taknik bermain.

Salam 10-0...! Adalah pelecut semangat bukan pengendur motivasi timnas untuk berbuat lebih baik lagi. Raihan semifinalis di Turnamen Al-Nakbah International, pantas mendapat apresiasi jika melihat dari skuat muda yang minim pengalaman yang diturunkan pelatih Nil Maizar. Pencapaian ini sudah sesuai dengan target PSSI. Begitu juga untuk level Tim U-21 yang mampu menembus partai final Hasanal Bulqiah Tropy beberapa bulan lalu merupakan langkah yang bagus bagi pemain muda kita.

Terlepas dari semua kontroversi dan kisruh dualisme kompetisi liga domestik sampai adanya pengurus tandingan ala KPSI yang membentuk pengurus PSSI La Nyala, arah dan tujuan pembentukan timnas yang tangguh dan disegani adalah kata akhir yang harus kita dudukan bersama. Sebenarnya untuk kepengurusan PSSI yang sah, semua tidak terbantahkan bahwa hasil KLB Solo yang diakui FIFA. Hal penting yang harus diupayakan, dan ini menjadi poin penting kerja PSSI Djohar Arifin adalah penyatuan kompetisi domestik. Seharusnya fokus pembenahan kita mulai dari sini untuk merevolusi sepakbola tanah air.

Pihak-pihak yang pro status quo tentu akan melakukan penentangan dan perlawan agar agenda ini tidak berhasil, yang mereka secara jela dan terang-benderang menginginkan FIFA menjatuhkan sanksi, harus bisa dirangkul sebagai teman yang berseberangan pendapat bukan lawan yang harus "dihabisi". Kebijakan rekonsiliasi harus menguntungkan kedua belah pihak. Ada niat baik, kemauan kuat dan konsistensi dalam menjalan mediasi. AFC telah melakukan upaya mediasi untuk menyatukan kembali dualisme liga domestik, ini seharusnya menjadi momentum baik.

Melalui tulisan ini, saya memberikan beberapa tawaran usulan untuk rekonsiliasi dualisme liga domestik kita. Usulan ini adalah bentuk kecintaan saya pada timnas dan keinginan agar sepakbola kita makin maju dan disegani di ASEAN, Asia serta mampu berbicara di level dunia:


  1. Upaya ini didasarkan sepenuhnya untuk kemajuan sepakbola Indonesia bukan untuk kepentingan golongan atau pribadi.
  2. PSSI memberikan jaminan bahwa pemain ISL memiliki hak yang sama dengan pamian IPL, ini telah dilakukan walau hasilnya belum maksimal.
  3. Menyatukan pengelolaan liga Indonesia dengan merjer PT LI dan PT LPIS menjadi satu dengan komposisi pemilikan saham yang berimbang.
  4. Kompetisi yang ada saat ini menjadi patokan untuk masuk ke dalam klub kontestan Liga Nasional Indonesia (usulan nama liga profesional yang lebih nasionalis). Diambil 20 klub, rinciannya: 9 klub pemuncak dari LSI (setengah dari 18 klub), 6 klub pemuncak LPI (setengah dari 12 klub), 2 klub promosi Divisi Utama PT LI, 2 klub promosi Divisi Utama PT LPIS, dan 1 klub pemenang playoff Divisi Utama PT LI dan PT LPIS.
  5. Memverifikasi tim-tim yang layak berkompetisi di level kasta tertinggi Liga Nasional Indonesia.
  6. Hentikan penggunaan dana APBD untuk klub, bersihkan PSSI dari politikus atau kepala daerah yang rangkap jabatan sebagai ketua atau pengurus inti PSSI, sehingga PSSI dan klub benar-benar profesional.


Tentu kita semua sangat ingin dan punya kepentingan supaya Timnas Merah Putih berjaya dan disegani oleh negara-negara lain. Sekaranglah saat yang tepat untuk merevolusi PSSI dan membersihkan sepekabola dari politik. Segenap pecinta bola di tanah air sudah rindu Timnas yang kembali berprestasi demi mengangkat persepakbolaan tanah air yang sudah makin terpuruk karena konflik berkepanjangan seperti ini.

Semoga sebelum tanggal 15 Juni ini dualisme kompetisi liga domestik bisa disatukan dan pihak-pihak yang membentuk PSSI tandingan bisa legowo untuk memberi kesempatan PSSI yang legal dan diakui FIFA untuk bekerja membentuk Timnas dari pemain-pemain terbaik dari klub lokal atau yang merumput di luar negeri.

Salam 10-0...! Awal kebangkitan Timnas Merah Putih... Garuda selalu di dadaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun