Pada suatu malam aku dan teman-teman nongkrong di suatu cafe untuk merencanakan rencana kami untuk mendaki gunung mite.
Kami saling mengingatkan dan berdiskusi tentang perlengkapan apa saja yang harus dibawa dan lain-lain.
Aku dan empat temanku bayu, adam, yogi dan irfan akan berangkat pukul 17.00 besok.Â
Jadi sekitar pukul 19.00 kami sudah sampai kaki gunung mite.
Kami merencanakan pendakian di malam hari agar lebih terasa menantang.
Keesokan harinya kami berkumpul di terminal angkutan umum.
Kami berangkat ke kaki gunung mite menggunakan transportasi  umum.
Selain hemat biaya kami juga tidak perlu memikirkan kendaraan yang di titipkan di pondok ketika kami mendaki gunung.
Ketika sudah sampai di kaki gunung mite kami melakukan doa sebelum mendaki.
Agar sekiranya kami semua selamat dan tidak terjadi apa-apa.
"Teman-teman demi keselamatan marilah kita panjatkan doa, doa dimulai!" Ucapku memimpin doa.
Suasana hening ketika berdoa.
Tttuuuuutttttt.... Suara kentut bayu.
"Sorry guys,aku gak tahan lagi hahaha." Ucap bayu dengan bercanda
"Doa ini bukan untuk bercanda bro! Sama sekali gak lucu." Bentak irfan memarahi bayu
"Ya sudahlah lagian kan dia cuma kentut." Bela si  yogi.
"Tuhkan, yogi aja bilang gak apa-apa kok."
Perselisihan pun mulai terjadi. Aku takut kami menjadi tidak kompak.
Apabila tidak kompak dalam mendaki gunung yang ada kami akan sangat mudah celaka.
Aku menenangkan mereka dan akhirnya mereka tenang walaupun masih sama-sama kesal.
Kami pun memulai untuk mendaki gunung mite.
Kami tidak memakai jasa ranger karena  si adam sudah berpengalaman soal mendaki.
Jadi yang memimpin jalan adalah si adam.
Gunung mite masih terkenal dengan adatnya yang masih kuat.
Bahkan masih ada suku-suku pedalaman yang tinggal di dalam hutan gunung mite.
Jadi kami sebagai tamu yang berkunjung hendaklah menjaga tata krama kami.
Baik dalam perbuatan maupun lisan.
Tidak ada tuan rumah yang senang jika didatangi tamu yang kurang sopan.
Sudah satu jam kami mendaki dan Alhamdulillah kami masih baik-baik saja.
Setiap satu jam sekali kami melakukan absen agar memastikan bahwa kami masih lengkap.
Adam memanggil nama kami satu per satu untuk memastikan.
Perjalanan pun dilanjutkan.
Tiba-tiba yogi terjatuh karena tersandung akar pohon yang besar.
Yogi mengeluarkan kata-kata tidak sopan dari mulutnya.
Mungkin karena kebiasaan dia yang sering mengucapkan kata-kata kotor.
Adam dengan sigap menghampiri Yogi dan membantunya berdiri.
"Lain kali jaga ucapanmu Yogi! Kita hanya tamu, jadi jaga ucapanmu!" Bentak Adam.
Baru kali ini kami melihat Adam marah, berarti dia benar-benar serius.
Sebahaya itukah jika tidak menjaga etika selama mendaki?
Yogi yang tidak terima dibentak langsung memaki Adam. Namun Adam membiarkannya saja.
Suasana mulai pecah karena emosi. Tidak ada kekompakan lagi di antara kami.
Ketika mendaki kami saling mendahului dan tidak berbaris lagi seperti posisi sebelumnya.
Sudah 2 jam kami  mendaki namun tak kunjung sampai.
"Apa masih jauh lagi? Tanyaku.
"Bukan masih jauh, tapi kita udah terjebak. Kita di buat berputar-putar." Jawab Adam.
Kami memutuskan untuk mencari dataran yang agak rata untuk mendirikan camp.
Kami mengidupkan api dan menaburkan garam di sekeliling camp.
"AAAARRRGGGHHHHH!!!!!!"
Tiba-tiba Bayu kerasukan dan berkata.
"Kalian bisa lihat, di belakang sana ada banyak pasukan kanibal yang siap menyantap kalian."
Kami menoleh kebelakang dan tidak ada apa-apa di belakang kami.
Seketika Bayu yang kerasukan mengeluarkan darah dari matanya dan menjerit kemudian mati setelah semua darahnya habis keluar dari semua lubang yang ada di tubuhnya.
Kami berlari tanpa tujuan karena ketakutan melihat Bayu yang mati begitu menggenaskan.
Setelah agak jauh berlari tidak terasa kami sudah sampai puncak.
Kami menemukan tenda-tenda camp yang begitu banyak.
Kami meminta bantuan ternyata semua penghuni camp sudah menjadi tulang.
Kami terjebak disini dan tidak berani untuk kembali kebawah.
Pasuka kanibal sudah mengepung kami di puncak ini.
-The end-
Baca juga : Titip
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI