Mohon tunggu...
Harjuni
Harjuni Mohon Tunggu... Nahkoda - Talk less do more

"Tan hana wighna tan sirna; tiada rintangan yang tak dapat dilalui."

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pendukungnya Ahok Curhat

11 Februari 2017   19:48 Diperbarui: 11 Februari 2017   20:17 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

kompasiana gua nih dari 2012, jadi beberapa kawan disini tahulah kalo selama ini gua di berandanya sampean cuman ketawa-ketawa aja, atau ngga berpuisi dengan bahasa-bahasa yang ngga jelas, bukan antek asing, cina apalagi PKI… gua anak yang periang namun tak jarang melankolis, hobiku membaca, menonton dan merenung, rasanya suatu hari begitu hampa tanpa tambahan ilmu dan saya punya banyak koleksi film box office.

dari SMA gua dah makan buku-buku filsafat barat, timur, tasawuf, sastra, Islam & science, ataupun berdiskusi ketuhanan hingga pagi adalah hal biasa, ilmu batin pun gua pelajari, jadi tak jarang dulu tuh gua dikampung diundang kalo ada tetangga yang kerasukan atau penyakitnya agak-agak aneh hehe tapi gua bukan dukun lohhh, ampee segitunya hehe…itulah gua: begitu rakus akan pengetahuan… gua pengen jadi penulis namun yang paling mengherankan: kok bisa-bisanya gua kuliah di pelayaran??? oghh iyya gua orang yang mudah jenuh dan hobi traveling: mungkin itu jawabannya.

Gua ngga suka ribut apalagi nyakitin hati orang, namun semua itu berubah semenjak negara api menyerang, dimulai saat pilpres kemaren (gua pendukung Jokowi-JK), pilpres selesai kembali adem, hingga di pilkada DKI ini, sepertinya tensi gua mulai naik lagi nih. Sebelumnya sudah pernah saya cerita bahwa saya sangat menghargai perbedaan, tak peduli siapapun Tuhanmu, agamamu, dukunganmu selama kisanak cinta damai, menghargai perbedaan, maka andalah saudaraku.

Islam dan NKRI bagiku adalah harga mati, apabila Islam dan NKRI disenggol, maka semua muslim dan warga Indonesia yang masih berpikiran waras akan tersinggung. Lucunya akhir-akhir ini dua-duanya disenggol, sekelompok muslim abal-abal ulama haww-haww mengancam kedamaian Indonesia, gimana tensi gua ngga bisa naik kalo begitu??? Ormas radikal mengatasnamakan ummat Islam telah mempermalukan agamaku untuk kepentingan politik, membawa-bawa nama islam dalam praktek-praktek kebencian, sara, dan maksud yang terlampau sangat tercela, Islam disandingkan dengan ormas yang sangat kotor dengan orang-orang yang suka teriak-teriak kesetanan.

Okey kita kembali ke pilkada DKI…, menjadi berbeda adalah hal biasa, ayah dan anak dengan hubungan darah daging yang sangat kuat bisa berbeda, sesama muslim dengan Alquran yang sama pun demikian. Udah gua bilang kan tadi: gua dukung nomor dua, lu nomor satu atau tiga, tiada masalah selama kita menghargai perbedaan, udah takdirnya kepala kita beda-beda, harmonis dalam perbedaan itu indah. Namun akan lucu kalau kisanak menyerang orang yang tidak mendukung yang kisanak dukung, karena hanya orang sakit yang tidak membalas saat diserang. Jika orang yang anda dukung, terbaik menurut menurut anda, paling jujur yang pernah anda temukan, dihujat, dihina-hina, di zhalimi dengan sangat tidak adil, gimana perasaan anda?? Atitt ngga?? Atittt dong.

Basuki Thahaja Purnama adalah salah satu politisi terbaik yang ku kagumi. selain pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, Pak Ahok adalah salah satu Politisi yang kudoakan didalam sholatku hingga air mataku menetes bermohon dihadapan Tuhanku,  mereka memang tak mengenalku namun apa yang telah mereka lakukan untuk negeriku bagiku sungguh sangat berarti. Dan disaat dia dihujat, di hina-hina, di zhalimi, kira-kira bagaimana mungkin nuraniku tidak meledak-ledak??? hehe

Jadi simple saja, kalau ngga suka Ahok karena takut aqidahnya goyang karena Ahok Non-muslim yaudah nanti jangan dicoblos, dan jangan mengusik orang yang mendukungnya, coblos aja pak Djarot, jangan ikut-ikutan kayak gua coblos foto Ahok, karena Aqidah gua kuat, ngga mudah goyang, apalagi kalo cuman urusan gitu-gituan…yaudah wess sekian dululah curhatnya, gua mau ketoilet, perut gua mules.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun