Mohon tunggu...
Harjuni
Harjuni Mohon Tunggu... Nahkoda - Talk less do more

"Tan hana wighna tan sirna; tiada rintangan yang tak dapat dilalui."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dibodohi Pakai Agama

11 Mei 2017   11:13 Diperbarui: 11 Mei 2017   12:01 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan...malam ini aku termenung dan bertanya-tanya,
Bagaimana mengobati bangsa yang telah di bodohi pakai agama,
Bagaimana menyembuhkan jiwa-jiwa yang telah sedemikian parah di bohongi pakai ayat-ayat suci,

Tuhan... Bagaimana menyingkap tirai dari hati yang telah dikafirkan oleh nafsu kebinatangan,
Bagaimana mengangkat kanker dari otak yang telah dibutakan oleh vagina-vagina bidadari yang kemerahan,

Tuhan...kadang aku bisa menahan sakit saat dikafirkan dan di sesat-sesatkan,
Namun sama sekali saya tidak kuat melihat orang-orang santun yang bajingan,
Melihat orang-orang berjubah agama berhati binatang,
Melihat orang-orang baik dipermalukan,

Sungguh kan kukenang ini selamanya, kan kuceritakan pada anak cucuku nanti, tentang seorang lelaki jujur dan berani, yang pernah menggetarkan negeri ini...maka jadilah anak yang jujur dan berani, karena kau akan dikenang sejarah dan memenangi hati banyak orang,

Sungguh kan kukenang ini selamanya, dan telah kutandai wajah-wajah kalian..., wajah-wajah yang akan selalu membuatku jijik, disetiap kali kumelihatnya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun