Mohon tunggu...
Harjuni
Harjuni Mohon Tunggu... Nahkoda - Talk less do more

"Tan hana wighna tan sirna; tiada rintangan yang tak dapat dilalui."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Minta Maaf Sekiranya Telah Menghina Iman Anda

17 April 2017   08:39 Diperbarui: 17 April 2017   18:00 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini sebelumnya sudah saya pasang di facebook saya (FB: Daeng Joni Hartugung), semenjak pencalonan Pak Ahok menjadi gubernur, semenjak itu akun facebook saya banyak membuat status yang mendukung Pak Ahok dan melawan paham-paham kebencian dan intoleransi di beranda facebook, sehingga makian, hujatan, sumpah serapah, pengkafiran, itu tiap hari saya terima…namun beberapa hari kemaren, ledakan hujatan kepada saya itu sangat besar, membuat saya berpikir mungkin sudah waktunya untuk  berhenti, kita juga telah memasuki minggu tenang, maka saya putuskan untuk minta maaf dengan segenap kerendahan hati kepada teman-teman facebook saya melalui tulisan ini:

 Saya bingung harus menulis ini darimana, yang saya tahu bahwa saya hanya harus menuliskan ini…
 pertama-tama mungkin saya harus memulai ini dari permohonan maaf saya kepada semua teman-teman disini, mungkin selama ini saya agak menjengkelkan, saya telah berani mengusik keber-agama-an orang-orang, mengusik kebenaran yang telah turun temurun orang yakini, yang bukan saja itu tidak sopan untuk orang lain namun juga buruk untuk saya pribadi…
 hal yang sama juga dikatakan oleh keluarga yang kucintai hehe bela-belain menelpon saya hanya untuk mempertanyakan lelucon apa yang telah saya tulis di facebook ini…
 perlahan saya menyadari itu melihat reaksi yang sangat prihatin dari sahabat hingga kerabat…saya menyadari apa yang saya pertaruhkan tidk menyentuh hasil apa-apa, ibarat dagang: saya tekor beratt…

 mister camel (begitu ku memanggilnya) sahabatku bagai kepompong, sahabatku selamanya, ibunya juga ibuku, setiap ketemu kami berpelukan meneteskan air mata, dari kecil dikampung yang sama, kami memilih untuk menempuh pendidikan di rantau orang, saya memilih di pelayaran dan ia di kedokteran, saya merasakan ada getaran-getaran yang minor di hubungan kami semenjak saya memutuskan merubah style saya di facebook ini… kalau sahabat saya saja gemas melihat kelakuan saya gimana dengan yang lain???

 saya minta maaf kepada semuanya, atas tulisan-tulisanku yang memuakkan, saya memanglah penulis yang buruk, karena saya tahu tak punya bakat untuk itu makanya saya mengambil jurusan pelayaran… saya lemah dalam memilih kata yang pass, saya terbukti gagal dalam menyampaikan pesan saya dengan baik, saya tidak mampu mengkontekstualisasikan semangat dari gagasanku dalam essai-essai pendek seperti orang-orang lain…. Sebenarnya awalnya saya pun malas menulis tentang itu semua, karena saya tahu itu bukanlah bidang saya yang selama ini hanya bergelut dengan buku-buku ilmu pelayaran, pengen jadi silent majority saja, namun saya lihat orang-orang yang dari perguruan tinggi Islam yang juga aktiv dalam organisasi kemahasiswaan Islam, yang selama ini banyak berbicara agama, loh kok malah paling terdepan menebar kebencian, share-share berita hoax… yahh maka tak heran jika anak pelayaran yang bisanya Cuma bawa kapal ini, merasa harus turun dari anjungan karena sudah muak melihat tingkah orang-orang sudah mabuk keracunan agama…

 jujur saya katakan semua tulisan-tulisan saya sebelumnya tidak ada yang berangkat dari akal yang benar-benar sehat, sebagaimana saya yakin orang-orang yang mengkafirkan orang lain yang mendukung ahok itu juga tidak berangkat dari akal yang benar-benar sehat…semua itu berawal dari sikap gregetan saya yang di picu oleh pemandangan yang menurut saya bertentangan dengan konsep keindahan/estetika yang ku pahami…

 setiap kali saya meletakkan jari saya di keyboard perasaan was-was itu memang selalu ada, saya sudah tahu persis bahwa ini adalah tulisan yang bodoh dan tidak popular… saya yakin anda berpikir saya ini sudah gila dalam berpikir dan beragama, sudah sesat yang akut, tapi sesungguhnya saya ini belum ada apa-apanya, orang sunda bilang “eta ma apa atuh”, yang jauh lebih gila dari saya itu buuaannyak sekali, mereka juga dari golongan-golongan santri dengan pendidikan yang sangat-sangat mapan, dari keluarga yang sangat islamis, tapi itulah pemikiran: bak samudera, kita takkan pernah tahu betapa dalam dan nikmatnya sebelum kita benar-benar bersedia dan terjun sendiri mengarunginya, segila dan segokilnya pemikiran seseorang, bagi saya orang itu jauh lebih sangat mengasyikkan dimata saya ketimbang mereka-mereka yang hanya duduk diam melongo disuapi dogma sampe kembung di bacakan jampi-jampi biar tenang untuk mengkhayalkan tentang bidadari-bidadari yang perawan…

 saya tipe orang yang selalu menggebu-gebu, gesit, terburu-buru, tapi malas ngetik… itu juga yang mempengaruhi kenapa tulisan saya begitu aneh, gagasan yang harusnya dijabarkan 3 lembar saya buat jadi 1 halaman saja, jadi memang padat sekali bahasanya, kening pembaca jadi mengkerut karena ruang untuk berpikir yang saya buat sempit… bagitu pun tulisan saya tentang zakir naik, kok bisa-bisanya saya lupa bahwa setiap pengagum pasti akan mengamuk kalau idola mereka di sentil, namun saya juga betul-betul tidak tahu sama sekali kalau ternyata zakir naik yang saya anggap sepeleh ternyata memiliki fans yang sangat banyak, dan tak sedikit dari mereka adalah fans-fans yang fanatic… yahh saya minta maaf

 melalui tulisan ini,saya menyampaikan untuk tidak lagi menulis yang aneh-aneh seputar agama dan pilkada seperti kemaren, kalaupun ada dosisnya paling cuman ¼ sendok teh, yahh yang sopan dan ringan-ringanlah, paling cuman ikut-ikutan tepuk tangan aja atau share-share punya orang aja… jujur saja saya rada-rada kapok menulis sendiri, di hujat itu ternyata capek juga yah rasanya?? apalagi oleh orang-orang yang kita kenal dekat hehe aslii bener-bener ngga enak… namun yang mau saya garis bawahi, bahwa memang saya kapok mengetik pemikiranku yang menurut anda sampah itu, tapi saya tidak akan pernah kapok untuk memikirkan apa-apa yang harus saya pikirkan, mengutip istilah descartex “cogito ergo sum” “aku berpikir maka aku ada”. Biarlah itu menjadi perbendaharaan pribadiku, untuk kupersembahkan kepada Tuhan nantinya… perbendaharaan seorang liberal…seorang muslim yang liberal…

 seandainya gua punya ratusan ribuan follower, tentu akan saya seriusin, nulisnya pun lebih rapi. iniii….nulis panjang-panjang kemudian di baca 20an orang, yang jempol 5 orang, udah gitu di hujat secara gratis dan disuruh istigfar pula hehe tentu membuat kita capek bercampur males, masa iyya gua baru istigfar udah disuruh istigfar lagi… mungkin tulisan saya memang sesat, namun tidak bijak juga memvonisnya dengan komentar hujatan atau menyuruhnya istigfar saja, tampa mampu mendebatnya dengan ijtihad anda yang elok… menuduh tampa mampu menunjukkan kesalahannya…

 Jadi sebenarnya keinginan saya untuk menulis itu akan selalu ada, suatu saat nanti saya belajar menulis sebuah buku (aamiiin)… banyak sekali cerita-cerita yang sebenarnya ingin sekali saya bagikan terkait perenunganku kepada alam, manusia dan Tuhan, pandanganku tentang agama dan Islam, ringkasan-ringkasan bacaanku, hingga racikan dari semua itu… namun yang bersifat sensitive, tidak lazim, banyak mudharatnya, saya pikir facebook saya ini bukanlah tempat yang pantas… kalaupun ada yang dalam khilafku sudah terlanjur menuliskannya dan menyinggung saudara, lupakan saja, anggap itu tidak benar dan saya tidak pernah mengucapkannya…saya minta maaf…ini akan menjadi pengalaman yang bertuah buat saya…

 beberapa tulisan jelek saya yang sebelumnya, #besok_atau_lusa_akan_saya_hapus semua, kalau agak panjang akan saya abadikan di folder saya sebagai kenang-kenangan…tidak ada gunanya juga semua itu jika anda tidak mampu menerimanya… saya akan kembali seperti yang dulu-dulu saja dengan lelucon-lelucon yang tak mampu membangkitkan tawa penonton (yang menyedihkan) atau status-status nyeleneh yang ngga jelas itu… tetaplah kita berteman secara professional, perbedaan pemikiran hanya persoalan jalan hidup dan selera… jika ada umur panjang kita berjumpa, anda boleh mempertanyakan dasar-dasar dari pendapat-pendapat saya (jika anda tertarik) dan saya akan menjelaskannya dengan dalil-dalil aqli dan naqli yang kupunya, saya bukan ahli eksakta tapi banyak-sedikitnya saya juga pernah membaca teori-teori dalam sains, saya bukan ustad tapi setidaknya saya juga pernah ngaji, satu dua ayat adalah yang nyangkut di kepala… kita buat diskusi kecil-kecilan untuk memperkosa waktu…saya memang bukan ustad, tapi saya juga bukan Islam kemaren sore, perjalanan saya dalam memahami agama yang kucintai ini, juga telah melewati macam-macam kegalauan dalam berpikir…dan akan terus itu hingga saya meregang nyawa…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun