(The Rising Star)
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur  Pilkada Bangka Belitung Erzaldi Roesman Djohan dan Abdul Fatah merupakan pasangan calon yang memang dianggap terkuat saat ini. bahkan sebelum pencalonan beliau sebagai Cagub, banyak yang memprediksi bahwa Erzaldi Roesman Djohan adalah salah satu calon yang akan memenangi Pilkada 2017 ini.
Karir politik beliau dimulai saat beliau menjadi anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung  periode 2004-2005, hanya satu tahun Erzaldi Roesman Djohan maju sebagai wakil bupati Bangka Tengah berpasangan dengan H. Abu Hanifah. Setelah melewati satu periode kepemimpinan sebagai wakil bupati, Erzaldi Roesman Djohan maju pada Pilkada Bangka Tengah periode 2010-2015 berpasangan dengan H. Patrianusa Sjahrun. Dan beliau juga berhasil mengalahkan calon bupati petahana saat itu H. Abu Hanifah.
Pecah kongsi kembali terjadi pada Erzaldi Roesman Djohan, jika pada periode sebelumnya beliau memutuskan untuk pecah kongsi dengan H. Abu Hanifah, maka pada Pilkada 2016-2021 H. Patrianusa Sjahrun (saat itu menjabat sebagai wakil bupati) memutuskan untuk maju melawan pasangan calon Erzaldi Roesman Djohan – Ibnu Saleh. Pecah kongsi sepertinya hal yang memang bukan aneh bagi Erzaldi Roesman Djohan, belum genap setahun menjabat Erzaldi Roesman Djohan sudah mulai bersiap-siap untuk maju pada Pilkada 2017 untuk merebut posisi Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kali ini Erzaldi Roesman Djohan berpasangan dengan Abdul Fatah yang memiliki rekam jejak sebagai Sekda Belitung dan Kepala Biro Pegawai di Depdagri hingga pernah menjadi dosen di IPDN. Dengan kendaraan politik baru yaitu Partai Gerindra.
Erzaldi Roesman Djohan sebenarnya dulunya adalah kader Partai Golkar yang mengundurkan diri, saat itu Partai Golkar sedang mengalami dualisme kepemimpinan yang mana sebelumnya sempat terjadi pergunjingan antar kader daerah yang tertuduh mengikuti kepemimpinan Agung Laksono. Ketua DPD Partai Golkar saat itu adalah Hidayat Arsani yang saat ini adalah calon Gubernur untuk Pilkada 2017. Yang memang kita ketahui bahwa kedua tokoh ini memang diprediksi akan maju pada Pilkada 2017.
Partai Golkar memang tidak mungkin mengirimi dua calon gubernur untuk maju, terjadinya matahari kembar pada kepengurusan Partai Golkar Bangka Belitung, maka Erzaldi Roesman Djohan memutuskan untuk keluar dari kepengurusan dan bergabung dengan Partai Gerindra yang menyambutnya. Mengingat peluang untuk maju sebagai calon gubernur dari Partai Golkar semakin menipis dikarenakan Ketua DPD Partai Golkar Hidayat Arsani juga sangat bernafsu untuk menduduki kursi nomor satu di Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Gerindra menyambut Erzaldi Roesman Djohan dengan tangan terbuka, bisa dilihat bahwa walau beliau adalah kader baru, posisi ketua DPD langsung diberikan kepada Erzaldi Roesman Djohan. Tentu ini adalah keuntungan bagi Partai Gerindra mengingat elektabilitas Erzaldi Roesman Djohan di provinsi ini sangat tinggi.
Fokus Pada Pembenahan Perekonomian
Didukung oleh mesin partai-partai dari Gerindra, Nasdem dan PKB, Erzaldi Roesman Djohan memang dianggap memiliki komunikasi politik, kecerdasan dan inovasi-inovasi dibandingkan paslon lainnya. Jadi tidak heran bahwa paslon ini unggul dalam beberapa survei.
Paslon Erzaldi Roesman Djohan – Abdul Fatah fokus pada pembenahan perekonomian yang tertatih-tatih saat ini pada era pasca timah. Dan memang menurut pandangan saya paslon ini sangat berpengalaman dibidangnya. Erzaldi Roesman memulai karir politiknya ketika masih berada di DPRD Provinsi, wakil bupati dan bupati dua periode (periode kedua belum berumur satu tahun) tapi memang bahwa provinsi ini butuh penyegaran dalam hal kepemimpinan, dan Erzaldi Roesman Djohan menawarkan suatu Babel Baru (semoga saja) sesuai dengan tema kampanyenya.