Mohon tunggu...
Joni Cyperush
Joni Cyperush Mohon Tunggu... -

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menilik Kinerja dan Isu Korupsi Bibit Waluyo

17 Mei 2013   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:25 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai calon petahana dalam pemilihan kepala daerah di Jawa Tengah, Bibit Waluyo mungkin memang memiliki dukungan dana yang besar dan punya peluang untuk memanfaatkan jaringan birokrasi.

Dengan jabatannya sebagai gubernur, bukan hal sulit bagi Bibit Waluyo untuk merangkul calon pemilih di sela-sela aktivitasnya menjalankan tugas. Dengan kekuasaannya pula, calon gubernur nomor urut dua ini bisa memobilisasi aparat Pemprov Jateng menggalang dukungan bagi dirinya.

Sebagai incumben, nama Bibit Waluyo mungkin memang sudah tak asing di telinga warga Jateng. Dan ini tentu saja jadi modal utama Bibit dalam usahanya untuk duduk kembali di kursi jabatan  gubernur.

Namun, jika saja masyarakat pemilih mau sedikit kritis, mungkin posisi Bibit sebagai calon petahana justru bisa jadi petaka. Pasalnya, selama lima tahun melakoni tugas sebagai gubernur, belum ada hal membanggakan yang diraih Bibit. Salah satu contohnya adalah soal jumlah warga miskin yang belum mampu ditanggulangi Bibit Waluyo.

Berdasarkan data terakhir, angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah masih cukup tinggi, yaitu sebesar 14,98 persen atau di atas rata-rata nasional sebanyak 11 persen. Ini mungkin bisa jadi pertimbangan pemilih menilai kinerja calon gubernur petahana ini.

Yang paling krusial dan jadi wajib hukumnya untuk disimak para pemilih di Jateng adalah isu kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Bibit Waluyo.

Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terhadap Pemprov Jawa Tengah tahun 2011, tercatat ada sekitar Rp26,8 miliar lebih yang tidak dapat dipertanggungjawabkan Gubernur Bibit Waluyo pada pos anggaran bansos dan hibah tersebut.

Isu korupsi Bibit ini makin santer berkembang, setelah pada Jumat (17/5), sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Masyarakat Mahasiswa (BM) Indonesia, secara resmi melaporkan kasus dugaan korupsi bansos Bibit Waluyo ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Laporan mahasiswa ini juga diwarnai dengan aksi pemotongan ayam jantan di depan Gedung KPK. Menurut mereka, aksi ini sebagai bentuk penolakan mereka terhadap Bibit Waluyo sebagai gubernur. Berdasarkan kaca mata mereka, Bibit Waluyo terbukti tidak amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai gubernur.

Meski secara fakta hukum, isu korupsi dana bansos ini belum terbukti. Namun, ibarat pepatah tak ada asap tanpa adanya api, para mahasiswa itu tak mungkin berani melaporkan secara resmi Bibit Waluyo ke KPK tanpa ada bukti yang valid.

Fakta kejadian ini setidaknya bisa jadi pertimbangan bagi warga Jateng yang ingin menyalurkan aspirasinya dalam Pilkada nanti. Apakah akan tetap mempercayakan kepemimpinan kepada gubernur yang terindikasi korupsi atau memberi kesempatan kepada pemimpin baru untuk membawa Jateng ke arah yang lebih baik, bersih tanpa korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun