Masyarakat Argentina bersorak kegirangan saat Sergio Romero berhasil membendung eksekusi pinalti Alturo Vidal. Pada saat yang sama ada perasaan harap-harap cemas menunggu hasil eksekusi dari Argentina. Petakapun datang, Messi yang mengemban tugas ini tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. Tendangannya melambung jauh diatas mistar gawang. Sontak publik Chile pun bersukaria. Selanjutnya semua eksekutor Cile berhasil memasukan bola ke gawang Romero. Sedangkan hanya dua tendangan pinalti tim Tanggo yang berbuah Gol. Tendangan Biglia berhasil ditepis oleh Claudia Bravo. Demikian drama singkat nan emosional yang mewarnai partai puncak Copa America Centenario di MetLife Stadium. Akhirnya Cile kembali membawa pulang trofi sekaligus menjadi gelar keduanya di ajang Copa Amerika.
Me(I)SSI(ON) IMPOSSSIBLE
Gagal lagi…Gagal lagi… Mungkin sepenggal kalimat itu yang tertuang dalam pikiran La Pulga ketika Argentina harus mengakui kehebatan sang juara bertahan. Galau bercampur sedih ketika kerja kerasnya kali ini pun belum membuahkan hasil. Setelah empat kali membawa Argentina bertarung di partai final kejuaraan sepakbola antar negara (Final Copa America 2007, Final Piala Dunia 2014, Final Copa America 2015, dan Final Copa America Centenario 2016), tak satupun yang berbuah gelar. Dengan demikian Messi kembali mencatatkan sejarah sebagai spesialis runner-up di kompetisi antar negara. Sejarah ini tak akan berubah karena Messi telah memutuskan mengakhiri karirnya bersama Albiceleste sumber
Semoga saja keinginannya untuk mundur dari timnas bukan akibat dari kegagalannya mengeksekusi pinalti yang dianggap biang kegagalan Argentina atau juga bukan karena mitos “kutukan” yang melekat pada dirinya saat berseragam tim Tanggo. Melainkan karena faktor usia sekaligus memberi kesempatan pada generasi selanjutnya seperti Paulo Dybala untuk menunjukkan aksinya.
BRAVO (Well done) CLAUDIO
Bravo (Well done) Claudio!
RespectMessi!
CongratzChile!