Hal tersebut juga berlaku pada minuman Coca-Cola. Produk Coca-Cola dapat dikonsumsi lebih dari 834 juta botol per hari.[13] Keuntungan yang didapatkan dari penjualan produk tersebut tentu masuk melalui pajak yang diberikan kepada AS. The Coca-Cola Companymemang banyak mendapatkan kritik dari berbagai kalangan dengan alasan yang bermacam-macam. Mulai dari efek negatif yang timbul dari produk tersebut terhadap masalah kesehatan, lingkungan, eksploitasi buruh dan lain sebagainya. Pada logo Coca-Cola juga menciptakan kontroversi. Jika logo Coca-Cola tersebut dibalik dan dicermati, maka akan menjadi sebuah tulisan arab yang dibaca “Laa Muhammad Laa Mekkah”. Hal tersebut memiliki arti bahwa tidak ada Muhammad tidak ada Mekkah.[14]
Slogan tersebut merupakan bentuk penolakan terhadap agama Islam. Bangsa Palesntina mayoritas menganut agama Islam dan menjadi musuh utama dari bangsa Yahudi. Kontroversi tersebut memang menuai berbagai respon dari berbagai kalangan masyarakat dunia. Produk Coca-Cola dan Pepsi merupakan jenis minuman ringan yang banyak ditemukan dan terkenal dengan harganya yang relatif terjangkau. Softdrink tersebut merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi di masyarakat dunia. Kedua minuman tersebut merupakan produk dari Amerika dan merupakan pemasok pajak yang besar. Keuntungan yang didapat dari pajak tersebut kemudian dialokasikan untuk pendanaan perang Israel. Demikian lah secara ringkas sirklus yang terjadi dalam strategi Amerika untuk meraih keuntungan untuk disumbangkan ke Israel kemudian.
Berkaitan atau tidaknya dengan kontroversial yang ada dalam logo Pepsi dan Coca-Cola tersebut, jika dipikirkan secara kritis dan rasional, kedua produk minuman tersebut memang menjadi salah satu pemasok utama AS dalam mengumpulkan dana untuk Israel. Pepsi dan Coca-Cola merupakan produk AS, pajak yang masuk akan tetap tersalur ke negara tersebut. PepsoCo dan The Coca-Cola Company merupakan perusahaan besar dengan omzet yang dapat mencapai trilyunan dollar dalam setahun. The Coca-Cola Company saja, tahun 2013 lalu mereguk kenaikan pendapatan di kuartal IV 2012 sebesar 4% menjadi $11,46 milyar atau setara dengan Rp 110,5 triliun dan laba bersih naik menjadi $1,87 milyar atau setara dengan Rp 18,03 triliun.[15]
Keuntungan besar yang diperoleh AS merupakan hak dan wewenang mereka untuk megatur keuangannya. Negara tersebut tetap memiliki kebijakan penuh atas anggaran pajak ataupun anggaran dana yang akan disalurkan kepada bantuan luar negeri. AS memiliki kebijakan penuh untuk mengatur dana bantuan, sekalipun anggaran bantuan tersebut sepenuhnya diberikan kepada Israel. Strategi ekonomi politik yang dilakukan AS memang strategi yang menjamin dan dapat mempengaruhi konsumen di dunia. Ditambah lagi dengan adanya penyaluran softdrink tersebut ke restoran cepat saji seperti Mc Donald’s dan KFC. Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan berbasis Amerika.
Pepsi dan Coca-Cola merupakan bagian minuman dalam kedua restoran cepat saji tersebut. Dan keduanya masuk kedalam daftar menu utama yang banyak di pesan oleh konsumen. Sampai pada tahun 2004, McDonald's memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang.[16] Di Indonesia sendiri, jumlah Mc Donald’s dan KFC tergolong cukup banyak. Mc Donals’s mencapai 112 gerai dan KFC mencapai 426 gerai di Indonesia.[17] Tingginya data tersebut menunjukan pula tingginya tingkat konsumen yang mengkonsumsi produk-produk AS.
Dampak yang terjadi adalah, munculnya pola konsumtif baru dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia kini lebih menyukai makanan capat saji yang dijual oleh restoran-restoran tersebut. dengan kata lain, lembat laun makanan tradisional Indonesia akan senantiasa dilupakan cita rasanya. Tidak hanya dalam pola konsumsi, masyarakat Indonesia kini telah terkonstruk dalam hal juga menikmati tempat makannya. Tidak jarang jika kita temui orang-orang ditempat makan cepat seji tersebut duduk lama menikmati suasana dan berfoto ria. Adapula orang-orang yang memfoto makanan terlebih dahulu sebelum mereka nikmati, foto tersebut kemudian di unggah ke dalam sosial media yang mereka miliki. Hal tersebut cenderung mengedepankan aspek prestige seseorang dalam memilih dan mengkonsumsi makanan.
Seperti di Mc Donald’s dan KFC, sebagian besar pengunjung yang datang adalah para generasi muda. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di restoran tersebut dibanding menyantap makanan dirumah bersama keluarga. Adapula sebuah keluarga yang kemudian menggantikan waktu kumpul dirumah untuk pergi ke restoran cepat saji dan menikmati waktu mereka disana. Hal-hal demikian menunjukan pergeseran budaya yang terjadi di Indonesia. Pepsi, Coca-Cola, Mc Donald’s dan KFC merupakan bentuk dari globalisasi yang dibawa dari Amerika dan melekat dalam masyarakat Indonesia. Bentuk globalisasi yang diciptakan oleh AS tidak hanya berpengaruh pada kebudayaan semata saja, tetapi sebagai bentuk strategi yang dilakukan oleh AS dalam memenuhi kepentingannya.
Strategi ekonomi politik yang dilakukan oleh AS melalui produk softdrink seperti Pepsi dan Coca-Cola tersebut memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya masuk ke dalam ranah pola konsumtif dan kebudayaan saja. Perusahaan minuman raksasa tersebut menciptakan ketergantungan daam masyarakat Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia dan mempekerjakan buruh Indonesia. Tidak hanya dalam ranah pemberdayaan manusia saja, hal tersebut juga membuat ketergantungan akan jenis minuman yang dikonsumsi dan menciptakan konstruk dalam masyarakat tentang prestige yang dibawa jika mengkonsumsi produk-produk asing tersebut.
Selain itu, strategi ekonomi politik AS tersebut merenggut keuntungan yang kemudian disalurkan dalam anggaran dana bantuan khusus bagi perang Israel. Dengan kata lain, sama saja seperti memaksa masyarakat dunia untuk membantu dan menyelamatkan Israel. Kontroversi yang muncul dari kedua softdrink tersebut memang masih menjadi misteri. Tetapi jika dicermati, hal tersebut dapat dikatakan sebagai strategi yang digunakan Amerika dalam mencari keuntungan.
Hal yang harus diwaspadai adalah globalisasi yang telah mendunia dan sebagian besar dipengaruhi oleh negara Amerika Serikat. Adapun yang dapat kita lakukan dalam mencegah dampak yang semakin meluas adalah paling tidak dengan mengurangi jumlah konsumsi terhadap produk-produk AS, seperti Pepsi dan Coca-Cola tersebut. Hal tersebut juga tidak akan merugikan bagi kita para konsumen dan paling tidak dapat mengurangi jumlah keuntungan yang mereka dapatkan. Dengan kata lain, kita dapat mengurangi bantuan dana AS yang diberikan untuk dana perang Israel walaupun hanya dalam hitungan penny.