Pada hari Kamis (25/07) Kelompok KKN Desa Tanggulrejo melaksanakan kegiatan sosialisasi Literasi Digital mengenai bullying dan juga bahaya pornografi di MTs. Sudirman, Tempuran. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang aula MTs. Sudirman dengan sasaran dari kegiatan sosialisasi tersebut yaitu murid MTs. Sudirman kelas 8 dan kelas 9 yang jumlahnya 109 anak.
“Sosialisasi ini tentu saja dilakukan berdasarkan keadaan lapangan yang menunjukkan masih banyaknya pembullyan yang secara tak sadar dilakukan anak-anak. Mereka yang belum teredukasi dengan baik akan melakukan hal-hal yang kurang bermoral terhadap teman sebayanya. Di sisi lain, cyberbullying juga sangat penting untuk diinformasikan kepada mereka. Sebab, selain dari bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya dalam penggunaan gadget untuk bersosial media dan juga akses terhadap link-link yang kurang bermanfaat, anak anak juga perlu diberi pemahaman mengenai digital resilience atau bijak dalam bermedia sosial.” Penuturan Rahayu Kusmiati selaku penggagas dari program sosialisasi bullying dan pornografi.
Tindak kejahatan berupa bullying, baik secara verbal maupun non-verbal serta secara langsung maupun melalui media daring seringkali tak disadari oleh anak-anak. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi di MTs. Sudirman mengenai bullying dan juga bijak dalam bermedia sosial.
“Maraknya kejadian bullying di sekolah menjadi salah satu alasan dilakukannya sosialisasi ini. Sekolah merupakan rumah kedua bagi siswa. Jika di rumah keduanya saja siswa tidak bisa merasakan kenyamanan, maka tujuannya untuk menuntut ilmu akan terganggu karena fokus siswa terbagi-bagi. Selain itu, dalam sosialisasi ini kami juga menambahkan sedikit materi mengenai bahaya pornografi.” Ujar Junedi selaku ketua kelompok KKN Desa Tanggulrejo.
Peristiwa bullying dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja secara tak sadar oleh seseorang. Bullying dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bullying dan cyberbullying. Bullying terjadi ketika pelaku dan korban bertatap muka lalu melakukan kontak fisik seperti memukul, menendang, serta kontak non fisik seperti mengucap kata-kata yang tak pantas kepada korban. Sedangkan cyberbullying terjadi di dunia maya seperti di media sosial dengan tujuan untuk menakuti, mengancam, memancing amarah, serta mempermalukan seseorang.
Penyebab dari seseorang untuk melakukan bullying sangatlah bervariasi. Salah satunya yaitu dendam, termotivasi karena pernah menjadi korban bullying sehingga berusaha untuk membalas dendam dengan melapiaskannya kepada orang lain, kesengajaan untuk melakukan bullying demi kesenangan, dan keinginan untuk dihormati oleh sesamanya.
Selain memberikan pemahaman mengenai bullying, tim KKN Untidar Desa Tanggulrejo juga memberikan sosialisasi mengenai bahaya pornografi kepada siswa-siswi MTs. Sudirman.
“Kebebasan dalam mengakses internet saat ini sangat menimbulkan kekhawatiran. Saat ini, konten-konten pornografi sangat mudah diakses oleh siapapun tanpa memandang batas usia, sehingga remaja-remaja usia anak sekolah dapat dengan mudah mengakses konten-konten yang sebenarnya belum pantas untuk mereka lihat. Dengan sosialisasi ini, kami bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap bahaya pornografi bagi anak-anak usia sekolah supaya mereka lebih selektif dalam memilih konten hiburan.” Ujar Nindi selaku pemateri dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
Pornografi merupakan sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, animasi, percakapan, kartun, gerak tubuh, atau bentuk pesan lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitas sosial yang melanggar norma kesusilaan.
Pornografi memiliki efek yang sangat buruk untuk kesehatan otak, terutama pada anak usia remaja. Konten-konten pornografi dapat menimbulkan efek kecanduan yang sama seperti halnya menggunakan narkoba. Akibat dari adanya kecanduan pornografi bukan hanya berdampak pada diri sendiri, namun juga sangat berdampak bagi orang lain terutama orang-orang di sekitarnya seperti mengubah sikap serta persepsi tentang seksualitas bahwa wanita dan anak-anak hanya merupakan obyek seks saja, dapat menimbulkan perilaku eksploratif terhadap seks seperti seks bebas dan semacamnya, mudah berbohong, menurunkan harga diri, menyebabkan depresi dan ansietas, mengganggu proses belajar, serta dapat menyebabkan adanya penyimpangan seksual. Kerusakan otak yang ditimbulkan dapat disembuhkan dengan berbagai macam terapi, sedangkan kecanduan dari pornografi dapat dikurangi dengan meminta bimbingan kepada orang tua atau dapat dikonsultasikan dengan psikolog.