Di depan pagar Istana Negara, setiap Kamis sekumpulan orang berpakaian serba hitam berdiri dalam diam. Setiap sore sampai maghrib, mereka masih tidak lelah. Hanya payung hitam yang menjadi tempat mereka berteduh.
Sebagian di antara mereka membawa banner dan poster berisi seruan dan tuntutan. Mereka tidak hanya berdiam diri saja. Terkadang ada kegiatan yang dilakukan oleh mereka, seperti penampilan musik kecil-kecilan oleh seniman yang ingin datang. Tentu saja, isi musik itu juga senapas dengan perjuangan mereka.
Orang-orang ini tergabung dalam Aksi Kamisan. Aksi Kamisan adalah aksi diam menuntut diselesaikannya pelanggaran HAM masa lalu yang terjadi di Indonesia, seperti Semanggi I, Semanggi II, Trisakti, Talangsari, Pembunuhan Munir, sampai Tragedi 1965-1966. Karenanya, banyak wajah-wajah familiar dari keluarga korban yang datang ke aksi yang sudah berlangsung selama 16 tahun itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H